STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengeluarkan peringatan soal aktivitas perdagangan yang tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA) pada empat saham emiten.
Saham PT Martina Berto Tbk (MBTO), PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS), dan PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) tercatat mengalami lonjakan harga yang signifikan. Sementara saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) justru tercatat menurun tipis.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono menyampaikan, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan di pasar modal. Namun langkah ini diambil demi perlindungan investor.
BEI saat ini sedang mencermati pola transaksi pada saham MBTO, AYLS, INRU, dan PSAB. Investor diimbau untuk lebih waspada dalam mengambil keputusan investasi.
“Investor diharapkan memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa,” ujar Yulianto, dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu (28/7/2025).
Ia juga mengingatkan pentingnya mencermati kinerja perusahaan, memperhatikan keterbukaan informasi, serta mengkaji kembali rencana corporate action yang belum disetujui dalam RUPS.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 27 Mei 2025, saham MBTO melonjak 34,94% ke level Rp112 per saham. Saham ini dibuka di Rp106 dan sempat menyentuh harga terendah Rp83. Kapitalisasi pasar MBTO tercatat sebesar Rp119,84 miliar. Dalam satu tahun terakhir, saham ini pernah menyentuh titik tertinggi di Rp131 dan terendah Rp56.
Saham AYLS juga mencatat lonjakan 34,95% menjadi Rp139 per saham. Harga saham dibuka di Rp103 dan bergerak dalam rentang Rp97 hingga Rp139 sepanjang hari. Nilai kapitalisasi pasar AYLS mencapai Rp118,63 miliar. Selama 52 minggu terakhir, harga sahamnya bergerak dari level terendah Rp50 hingga tertinggi Rp179.
Saham INRU pun mengalami kenaikan signifikan sebesar 25% menjadi Rp625 per saham. Saham dibuka di harga Rp515, dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp868,05 miliar. Harga tertinggi saham INRU dalam 52 minggu terakhir adalah Rp700, sementara harga terendahnya Rp342. Data rasio P/E dan hasil dividen belum tersedia.
Berbeda dengan ketiga emiten tersebut, saham PSAB justru mengalami penurunan 1,27% menjadi Rp312 per saham. Saham ini dibuka di Rp310 dan sempat menyentuh level tertinggi Rp316 serta terendah Rp302. Kapitalisasi pasar PSAB saat ini tercatat sebesar Rp8,26 triliun, dengan rasio P/E sebesar 53,09 kali. Emiten ini belum membagikan dividen kepada pemegang saham. BEI juga mencatat bahwa saham PSAB telah beberapa kali masuk radar UMA, yakni pada 22 November 2024 dan 26 Februari 2025.
Yulianto menambahkan, “Investor perlu mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul sebelum mengambil keputusan investasi.”
Seluruh informasi dan keterbukaan emiten tersebut telah dipublikasikan melalui situs resmi Bursa. BEI mengajak investor untuk terus memantau informasi terkini dan bijak dalam membaca pergerakan harga yang tidak biasa.