STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) atau Erajaya Active Lifestyle (EAL) berambisi besar menjadi raja di bisnis ritel, usai Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa efek Indonesia (BEI). Untuk mewujudkan impian itu, anak usaha Erajaya Group tersebut siap membangun lebih dari 500 gerai di Tanah Air dalam lima tahun ke depan.
Penegasan tersebut disampaikan langsung oleh Djohan Sutanto, Direktur Utama ERAL, ketika paparan publik di Jakarta, Senin (17/7/2023). “Dalam jangka panjang, kami ingin menjadi pemimpin pasar ritel di Indonesia. Kami menargetkan memiliki lebih dari 500 toko dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Sehingga, kami menjadi perusahaan gaya hidup aktif terkemuka di Indonesia,”ujarnya.
Agresivitas ERAL dalam menambah jumlah jejaring tokonya bukan tanpa alasan. Menurut Djohan, manajemen ERAL optimistis bahwa sektor ritel memiliki potensi besar untuk terus berkembang di Indonesia. Apalagi, hingga saat ini pertumbuhan ekonomi nasional terbesar masih ditopang oleh kegiatan konsumsi. Hingga akhir kuartal I 2023, lebih dari 50% pertumbuhan ekonomi nasional dikontribusikan dari sektor konsumsi. Sementara itu mengutip data Badan Pusat Statistik, pada periode tersebut, sektor konsumsi mencatatkan pertumbuhan 4,54% year on year.
“Potensi pasar ritel di Indonesia masih sangat tinggi karena populasinya sangat besar,” tukasnya.
Untuk diketahui, saat ini, ERAL telah memiliki berbagai portofolio brand papan atas yang mewakili sejumlah segmen produk di sektor ritel. Di segmen Accessories (ecosystem), ERAL membawahi berbagai brand produk papan atas, seperti Apple, Samsung, Huawei, Xiaomi, Playstation, Microsoft, JBL dan sebagainya. Sementara di segmen Internet of Things (IoT), ERAL membawahi brand DJI, Garmin, GoPro, Marshall, Segway dan sebagainya. Kemudian di segmen sportswear, fashion, dan outdoors, ERAL memiliki portofolio brand JD Sports, ASICS, serta Urban Adventure.
Djohan menjelaskan, sampai dengan akhir tahun 2022, Perseroan telah membangun 28 mono-brand store. Itu terdiri dari empat store ASICS, tujuh DJI Experiences Store dan 17 Garmin Brand Store. ERAL juga telah mendirikan sebanyak 36 toko multi-brand store, 56 distribution centre, serta official stores di 3 platform e-commerce yaitu Tokopedia, Shopee, dan Blibli.
Selain itu, ERAL sebagai bagian dari Erajaya Group memiliki jangkauan kepada lebih dari 6,5 juta member MyEraspace yang ada di layanan e-commerce eraspace.com. Ini merupakan layanan yang menawarkan beragam tingkatan hadiah dan manfaat eksklusif untuk memudahkan belanja bagi para pelanggan ERAL dan Erajaya.
“Hingga saat ini, kami sudah memiliki lebih dari 80 toko di seluruh Indonesia. Kami juga menyediakan layana omni-channel,”papar Djohan.
Ia menambahkan, pengembangan toko ERAL menyasar seluruh wilayah Tanah Air terutama di kota-kota besar. Inisiasi ini telah diwujudkan sejak setahun lalu dimana Perseroan mulai mengembangkan toko di luar kota Jakarta. Strategi ini berlanjut pada 2023 dan tahun depan. Selama periode tersebut, ERAL berencana membuka lagi toko baru disejumlah kota besar Indonesia seperti Medan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan), Manado (Sulawesi Utara), Bali, Jogja dan Bandung (Jawa Barat).
“Kami akan cukup agresif untuk pembukaan toko ini. Karena, melihat hasil proxit IPO ini salah satu tujuannya adalah untuk ekspansi. Salah satunya toko, produk atau brand. Jadi sudah pasti penambahan tokonya cukup agresif,” Djohan menegaskan.
Untuk membangun sebuah toko, Djohan memberi sedikit bocoran terkait besaran nilai investasi yang dibutuhkan. Katanya, untuk mendirikan satu toko perhitungannya berdasarkan square meter. Adapun harga per square meter untuk mendirkan satu toko berkisar antara Rp6 juta hingga belasan juta rupiah.
Untuk menambah jaringan toko ini, ERAL tentu menganggarkan sejumlah dana untuk belanja modal atau capital expenditure (capex). Tapi, Djohan mengaku belum bisa merinci terkait besaran capex ini. Ia menggarisbawahi, bahwa selain dari dana hasil IPO, sumber capex Perseroan berasal dari laba ditahan. Jika diperlukan, Perseroan juga bisa memanfaatkan fasilitas pinjaman dari perbankan.