Edwin Sebayang, Pengamat Pasar Modal mengemukakan, suasana kurang kondusif akan menyelimuti perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (28/6). Ini menyusul kembali jatuhnya Indeks DJIA sebesar -0.20% seiring investor melakukan rebalancing portofolio mereka mendekati penutupan kuartal 2/2022.
Selain itu, faktor lain yang menjadi katalis negatif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini adalah penurunan EIDO sebesar -1.55% di tengah kembali jatuhnya harga beberapa komoditas. Untuk diketahui, harga timah kembali merosot tajam dihari ketiga sebesar -8.87% . Sehingga, selama tiga hari perdagangan harga timah telah jatuh sekitar -24% atau setara US$6564 per ton). Harga Gold juta ambruk sebesar -0.22% di tengah kembali naiknya yield obligasi AS tenor 10 tahun di level 3.202%.
Dilain pihak, lanjut Edwin, sentiment positif bagi pergerakan IHSG berpotensi datang dari penguatan harga coal sebesar +1.41% mendekati level US$393. Kembali naiknya harga oil sebesar +2.57% pasca negara G7 akan memberikan sanksi baru kepada Rusia, juga menjadi salah satu katalis baik. Kecuali itu, kenaikan harga CPO sebesar 4.21% serta menguatnya harga nikel sebesar 3.66%.
“Sehingga naiknya harga komoditas tersebut berpotensi mendorong naik harga saham-saham dibawah komoditas tersebut,” jelas Edwin.
Pada perdagangan saham hari ini, Edwin memperkirakan IHSG akan bergerak antara 6.924 – 7.066. “Sell TINS️. Buy AGII, CPIN, ICBP, TOWR, EXCL, INDF, JSMR, ACES, JPFA, BSDE,” tandasnya.