Kamis, Agustus 21, 2025
29.7 C
Jakarta

Laba Aneka Tambang Tumbuh 8% Jadi Rp2,63 Triliun per September 2023

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), BUMN holding industri pertambangan mencatat laba periode berjalan sebesar Rp2,85 triliun per September 2023. Angka ini tumbuh 8% jika dibandingkan laba ANTM sebesar Rp2,63 triliun di periode yang sama tahun 2022. Hal itu dikemukakan Nico Kanter, Direktur Utama ANTM dalam Public Expose secara virtual di Jakarta, Kamis (30/11).

Nico mengemukakan, selain itu, ANTM juga mencatatkan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) hingga September 2023 sebesar Rp5,40 triliun.

Perseroan mencatatkan posisi arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp3,98 triliun per September 2023, tumbuh 93% dibandingkan capaian pada tahun 2022 sebesar Rp2,06 triliun. Capaian ini memperkokoh struktur keuangan ANTM dengan posisi saldo kas dan setara kas sebesar Rp7,54 triliun, tumbuh 63% dari posisi tahun lalu sebesar Rp4,62 triliun.

Menurut Nico, capaian laba tersebut didukung oleh penjualan bersih ANTM sebesar Rp30,90 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp26,69 triliun. Ini setara 86% dari total penjualan bersih ANTM per September 2023.

“Capaian ini sejalan dengan strategi ANTM dalam mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri pada komoditas utama, yaitu produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit,” katanya.

Nico menjelaskan, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan ANTM per September 2023, dengan proporsi 62% terhadap total penjualan, atau sebesar Rp19,29 triliun.

Adapun total volume produksi logam emas dari tambang Perusahaan sebesar 908 kg (29.193 troy oz.), dengan penjualan logam emas per September 2023 mencapai 19.460 kg (625.654 troy oz.).

Kontribusi penjualan Segmen Nikel (produk feronikel dan bijih nikel) per September 2023 tercatat sebesar 33% dari total penjualan ANTM dengan nilai penjualan mencapai Rp10,10 triliun, tumbuh 19% dari capaian periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp8,48 triliun. Volume produksi feronikel ANTM mencapai 15.787 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel mencapai 14.132 Tni per September 2023.

Pada produk bijih nikel, ANTM mencatatkan volume produksi bijih nikel konsolidasian sebesar 10,67 juta wet metric ton (wmt), meningkat 72% dibandingkan capaian per September 2022 sebesar 6,22 juta wmt. Pertumbuhan tingkat produksi bijih nikel seiring dengan peningkatan permintaan dalam negeri.

Volume penjualan bijih nikel konsolidasian ANTM per September 2023 mencapai 9,41 juta wmt, meningkat 98% jika dibandingkan capaian penjualan sebesar 4,75 juta wmt per September 2022.

Pada kontribusi penjualan Segmen Bauksit dan Alumina, tercatat sebesar 4% terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan mencapai Rp1,25 triliun.

Per September 2023, ANTM mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 1,42 juta wmt, tumbuh 6% dibandingkan capaian pada 9M22 sebesar 1,34 juta wmt. Volume penjualan bauksit tercatat sebesar 989 ribu wmt, tumbuh 6% dibandingkan capaian tahun lalu sebesar 936 ribu wmt.

Sementara itu, volume produksi produk alumina per September 2023 mencapai 114.524 ton alumina, sementara volume penjualan produk alumina mencapai 108.351 ton alumina.

Selain itu, terkait dengan proyek pengembangan usaha, ANTM berfokus pada penyelesaian proyek strategis di tahun 2023. Salah satunya dengan memulai tahap awal pengoperasian pabrik feronikel Halmahera Timur berkapasitas 13.500 TNi per tahun.

Nico menambahkan, sebagai dukungan ANTM atas target Pemerintah mencapai net zero emission pada tahun 2060, Perseroan secara berkelanjutan menerapkan green energy di willayah operasi Perusahaan. “Sejalan dengan itu, ANTM terlibat dalam pengembangan ekosistem Electric Vehicle (EV) Battery terintegrasi di Indonesia bersama dengan mitra strategis,” tutup Nico.

Artikel Terkait

Dollar AS Anjlok Setelah Trump Minta Gubernur Fed Mundur

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Penjualan 51% Saham BCA Era Megawati Disebut Rugikan Negara, Begini Jawaban BCA

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Penjualan 51% saham PT Bank Central...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru