STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar 19,4% menjadi Rp48,6 triliun pada 2023. Lonjakan laba bersih ini antara lain ditopang oleh pertumbuhan total kredit sebesar 13,9% secara tahunan (YoY) menjadi Rp810,4 triliun, mengungguli rata-rata industri.
“Laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 19,4% YoY mencapai Rp48,6 triliun di sepanjang 2023. Kenaikan ini ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah,” ujar Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (25/1/2023).
Per Desember 2023, kredit korporasi BCA tumbuh 15,0% YoY mencapai Rp368,7 triliun. Adapun kredit komersial naik 7,5% YoY mencapai Rp126,8 triliun. Sejak menembus level Rp100 triliun pada Mei 2023, kredit UKM terus bertumbuh mencapai Rp107,9 triliun pada akhir tahun 2023, atau naik 16,0% YoY. Pertumbuhan kredit UKM tersebut menjadi yang tertinggi di segmen kredit bisnis.
Jahja mengatakan, seiring dengan kesuksesan dua kali BCA Expo, new booking KPR dan KKB naik masing-masing 2,3 dan 2,6 kali lipat, dalam tiga tahun terakhir. Pencapaian ini turut mendorong outstanding KPR meningkat 11,7% YoY menjadi Rp121,8 triliun, dan KKB naik 20,8% YoY mencapai Rp56,9 triliun per Desember 2023. Saldo outstanding personal loans juga tumbuh 21,7% YoY menjadi Rp16,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,8% YoY menjadi Rp198,8 triliun.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,6% YoY menjadi Rp202,6 triliun per Desember 2023, di atas target pertumbuhan 9%, dan berkontribusi 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan BCA. Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik hampir 4 kali lipat secara tahunan, mencapai Rp1,3 triliun. Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA berinvestasi pada obligasi/sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 332% YoY.
“Komitmen BCA mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) diperkuat melalui inisiatif perhitungan carbon footprint yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional perseroan, sebagai basis untuk upaya penurunan emisi karbon. Di sepanjang 2023, BCA diestimasikan telah mengurangi emisi sekitar 3.000 ton CO2 melalui pengolahan 588 ton limbah operasional, digital banking, hingga implementasi gedung ramah lingkungan,” kata Jahja.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, rasio loan to deposit (LDR) meningkat ke 70%, menunjukkan kepercayaan nasabah dan likuiditas yang memadai. Selain itu, peningkatan kualitas pinjaman tercermin dari perbaikan rasio loan at risk (LAR) yang membaik ke 6,9% per akhir 2023, dibandingkan dengan 10,4% pada tahun sebelumnya.
Di sisi pendanaan, BCA berhasil mencatat kenaikan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6,0% YoY menjadi Rp1.102 triliun. Pendanaan ini memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan aset BCA yang mencapai Rp1.408 triliun, naik 7,1% YoY.
Dalam upaya untuk meningkatkan layanan kepada nasabah, BCA terus melakukan investasi secara berkesinambungan dalam infrastruktur perbankan, termasuk kanal mobile dan internet banking. Volume transaksi yang diproses BCA meningkat 25,1% YoY menjadi 30,1 miliar transaksi, dengan kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, naik 41,6% YoY.
BCA juga terus berinovasi dengan aplikasi myBCA yang telah dilengkapi dengan berbagai fitur baru, termasuk transfer valas ke bank lain, pembayaran pajak kendaraan, dan kemudahan berinvestasi melalui fitur Welma.
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 17,5% YoY menjadi Rp75,4 triliun di sepanjang 2023. Sementara itu, pendapatan selain bunga tumbuh 5,5% YoY menjadi Rp23,9 triliun, sehingga total pendapatan operasional tercatat sebesar Rp99,3 triliun atau naik 14,4% YoY. Secara keseluruhan, laba bersih tumbuh 19,4% YoY mencapai Rp48,6 triliun di sepanjang 2023.