STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) merugi US$40,8 juta (US$-0,0624 per saham) pada 2023. Tahun 2022, emiten di bidang pemintalan benang, investasi dan pengoperasian dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) itu laba US$42,53 juta (US$0,0650 per saham).
Kerugian tersebut, seperti tergambar dalam laporan keuangan INDR per Desember 2023 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (23/2/2024), disebabkan antara lain oleh pendapatan bersih yang turun 16,08% jadi US$785,59 juta pada 2023, dari US$936,14 juta pada tahun 2022.
Seiring pendapatan, beban pokok pendapatan INDR turun 5,68% jadi US$806,71 juta pada 2023, dari US$855,33 juta pada 2022. Namun, INDR menderita rugi kotor US$21,11 juta pada 2023. Pada 2022, INDR raih laba kotor US$80,81 juta.
Setelah dikurangi dengan beban usaha dan beban lain-lain, emiten pemintalan benang, investasi dan pengoperasian dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) beraset US$821,10 juta itu mengalami rugi sebelum pajak sebesar US$51,09 juta pada 2023. Tahun 2022, Perseroan rugi sebelum pajak US$51,98 juta.