STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir beragam pada penutupan perdagangan hari Senin (16/9/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (17/9/2024) WIB. Dow Jones Industrial Average mencetak rekor tertinggi baru. Investor tampaknya antusias menunggu keputusan The Fed yang diprediksi akan menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2020.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS melonjak 228,30 poin atau 0,55%, menjadi 41.622,08. Ini menjadi penutupan tertinggi sepanjang sejarah Dow. Indeks S&P 500 (SPX) naik tipis 7,07 poin atau 0,13%, mencapai 5.633,09. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC), yang didominasi saham-saham teknologi, justru turun 91,85 poin atau 0,52% menyentuh 17.592,13.
Penurunan Nasdaq ini terutama dipicu oleh turunnya saham Apple sebesar 2,8%. Analis dari Bank of America dan JPMorgan mengaitkan hal ini dengan lambatnya pengiriman iPhone 16 Pro, yang dianggap sebagai tanda menurunnya permintaan dibandingkan tahun sebelumnya.
Saham produsen chip, seperti Nvidia, yang sebelumnya menjadi pendorong utama kebangkitan pasar, juga berkurang hampir 2%. Broadcom, KLA Corporation, dan Marvell Technology masing-masing turun 2% dan 1,5%. Meskipun demikian, sektor keuangan dan energi mencatat kenaikan lebih dari 1%, mengungguli pasar yang lebih luas. Di sisi lain, sektor teknologi informasi justru turun hampir 1%, menjadi sektor dengan penurunan terbesar hari itu.
Pertemuan The Fed yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa dan Rabu minggu ini diprediksi akan menghasilkan keputusan penurunan suku bunga. Jika ini terjadi, akan menjadi penurunan pertama sejak 2020. Keputusan ini dinantikan banyak investor, karena dapat mengurangi biaya pinjaman perusahaan dan meningkatkan laba. Saat ini, suku bunga berada di kisaran 5,25% hingga 5,5%.
Menurut alat FedWatch dari CME Group, ada kemungkinan 63% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Banyak investor memandang ini sebagai langkah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Christopher Barto, analis investasi senior di Fort Pitt Capital, mengatakan bahwa banyak investor mulai mengambil keuntungan dari kenaikan saham teknologi besar yang terjadi selama setahun terakhir, khususnya saham-saham semikonduktor. “Namun, ini bukan berarti rotasi penuh kepemimpinan pasar,” ujarnya. Beberapa sektor lain mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, yang erat kaitannya dengan prospek penurunan suku bunga.
Meski September dikenal sebagai bulan yang sulit bagi pasar saham, pekan lalu ketiga indeks utama AS berhasil mencatatkan kinerja positif. S&P 500 dan Nasdaq bahkan mencatat pekan terbaik sepanjang tahun 2024.