STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia melejit lagi pada penutupan perdagangan hari Selasa (17/9/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (18/9/2024) WIB. Kenaikan ini terjadi karena ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga dan gangguan produksi akibat Badai Francine di Teluk Meksiko.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup naik US$1.10 atau 1.57% menjadi US$71.19 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November berakhir bertambah 95 sen atau sekitar 1.31%, mencapai US$73.70 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Badai Francine telah menghentikan produksi sekitar 100.000 barel minyak per hari di Teluk Meksiko. Menurut Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan, produksi yang tidak terdampak kerusakan diperkirakan segera pulih setelah pemeriksaan selesai dilakukan.
Di sisi lain, pasar minyak juga sedang menantikan keputusan penting dari The Fed yang dijadwalkan pada Rabu. “Meskipun pemotongan suku bunga sudah diantisipasi, pasar masih terbelah soal seberapa besar penurunan yang akan dilakukan,” tulis CNBC.
Meski terjadi kenaikan harga, tren jangka panjang minyak mentah tetap menurun. Selama kuartal ini, harga minyak mentah AS sudah turun lebih dari 12%, dan Brent jatuh lebih dari 13%. Penurunan ini dipicu oleh perlambatan permintaan dari China, yang merupakan pengimpor minyak terbesar dunia, serta rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi pada Desember mendatang.
CEO Chevron, Mike Wirth, menyatakan bahwa pasokan minyak masih cukup kuat, terutama dari Amerika Serikat. “Namun, permintaan terlihat lebih rendah dari yang diharapkan karena ekonomi global yang melambat dan pertumbuhan China yang juga tidak secepat prediksi,” jelas Wirth.