STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS terus menguat pada penutupan perdagangan hari Kamis (14/11/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (15/11/2024) WIB. Greenback mencapai level tertinggi dalam setahun terakhir. Kenaikan ini memberikan keuntungan bagi para investor yang mengikuti pergerakan pasar, setelah Donald Trump kembali meraih kemenangan dan akan kembali ke Gedung Putih.
Mengutip CNBC International, pasar memperkirakan bahwa pemerintahan Trump yang akan datang akan menerapkan tarif perdagangan baru serta memperketat kebijakan imigrasi. Hal ini dikhawatirkan akan memperburuk defisit anggaran dan memicu inflasi.
Pada Januari mendatang, Partai Republik yang dipimpin Trump akan mengendalikan kedua majelis Kongres. Ini memberi Trump kekuatan lebih besar untuk mewujudkan agendanya, yang semakin memperkuat posisi dolar di pasar global.
Dolar AS tercatat menguat hingga lebih dari 156 yen untuk pertama kalinya sejak Juli, naik 0,56% menjadi 156,38 per dolar. Sementara itu, euro turun tajam ke level terlemah sejak November 2023, melemah 0,45% menjadi US$1,05165. Pound sterling juga terdepresiasi 0,44% menjadi US$1,2651, mencapai titik terendah dalam empat bulan terakhir.
Steven Englander, Kepala Strategi FX G10 di Standard Chartered, menjelaskan bahwa pasar percaya Trump akan tetap teguh pada agendanya, termasuk penerapan tarif impor dan kebijakan terhadap China. “Pasar berasumsi bahwa dia akan menindaklanjuti semua janji kampanyenya,” ujarnya.
Data ekonomi AS juga mendukung penguatan dolar. Harga produsen AS meningkat pada Oktober, sementara klaim tunjangan pengangguran menurun, menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja. Namun, pasar masih mengharapkan The Fed menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya bulan depan.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan tidak ada kebutuhan untuk terburu-buru menurunkan suku bunga, karena kondisi ekonomi AS masih kuat. Pernyataan ini sejalan dengan komentar beberapa pejabat The Fed lainnya.
Indeks dolar AS naik 0,17% menjadi 106,64, setelah sempat mencapai 107,07, level tertinggi sejak awal November 2023. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun juga turun 3,7 basis poin menjadi 4,414%.
Sementara itu, Bitcoin yang sempat mencapai level tertinggi di US$93.480, kini sedikit terkoreksi menjadi US$89.489, naik 0,96%. Trump bahkan berjanji akan menjadikan AS sebagai “pusat cryptocurrency dunia”. Ethereum sedikit turun 0,27% menjadi US$3.144.
Franc Swiss terus tertekan terhadap dolar yang menguat 0,3% menjadi 0,889 franc. Dolar Australia juga jatuh ke level terendah dalam tiga bulan setelah data lapangan pekerjaan yang sedikit melemah, tercatat pada US$0,6453.
Daragh Maher, analis pasar dari HSBC, mengatakan bahwa pergerakan harga ini lebih dipengaruhi oleh ekspektasi pasar, bukan kenyataan yang sudah terjadi. “Kami tetap optimis terhadap dolar, dan ini sesuai dengan narasi kami,” ujarnya.
Dengan terus menguatnya dolar, pasar semakin yakin bahwa kebijakan ekonomi yang akan datang, termasuk stimulus fiskal, tarif perdagangan, dan deregulasi, akan memberikan dampak signifikan pada perekonomian global.