STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia naik lebih dari 2% pada penutupan perdagangan Selasa (3/12/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (4/12/2024) WIB.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2025 menguat US$1.84 atau 2.7%, mencapai US$69.94 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari 2025 naik US$1.79 atau 2.49%, ditutup di US$73.62 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Pertemuan OPEC+ pada Kamis mendatang menjadi perhatian utama. Kelompok negara penghasil minyak ini diperkirakan akan memperpanjang pemangkasan produksi hingga akhir kuartal pertama 2024. “Kebijakan ini dirancang untuk menstabilkan pasar di tengah tekanan yang ada,” kata salah satu sumber OPEC+.
Ole Hansen, analis dari Saxo Bank, menilai pasar minyak saat ini bergerak hati-hati. “Pedagang enggan membuat langkah besar sebelum hasil pertemuan diumumkan,” ungkapnya.
OPEC+ menguasai hampir separuh produksi minyak global. Meski ada rencana mengurangi pemangkasan produksi secara bertahap hingga 2025, surplus pasokan tetap menjadi tantangan. Minyak Brent kini diperdagangkan hampir 6% lebih rendah dibanding harga rata-rata Desember 2023.
Goldman Sachs memprediksi kebijakan pemangkasan akan diperpanjang hingga April 2024. Prediksi ini didasarkan pada kepatuhan negara-negara seperti Rusia, Kazakhstan, dan Irak terhadap kebijakan OPEC+. Namun, Priyanka Sachdeva, analis Phillip Nova, mengingatkan bahwa dorongan beberapa anggota untuk meningkatkan produksi bisa membatasi durasi perpanjangan.
Prospek permintaan minyak global juga lemah. China, sebagai salah satu importir minyak terbesar, diperkirakan akan melihat penurunan kebutuhan bahan bakar transportasi tahun depan. Hal ini dapat membatasi impor minyak di negara tersebut.
Arab Saudi dilaporkan akan menurunkan harga minyak untuk pembeli Asia ke level terendah dalam empat tahun terakhir. Langkah ini bertujuan menjaga daya saing di pasar ekspor.
Selain itu, kebijakan suku bunga Federal Reserve AS juga menjadi sorotan. Ketidakpastian tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember menahan kenaikan harga minyak lebih tinggi.
Hasil pertemuan OPEC+ akan menjadi penentu arah pasar minyak ke depan. “Hasil pertemuan ini sangat penting untuk menentukan langkah pasar,” ujar Hansen. Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar, harga minyak masih berada dalam ketidakpastian tinggi.