Jumat, Agustus 8, 2025
31.6 C
Jakarta

Minyak Dunia Naik Tajam! Sanksi Uni Eropa Terhadap Rusia Bikin Harga Melejit!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia kembali melonjak pada penutupan perdagangan Rabu (11/12/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (12/12/2024) WIB. Kenaikan ini dipicu oleh pengumuman sanksi baru Uni Eropa terhadap Rusia. Sanksi tersebut diperkirakan akan mengancam pasokan minyak dari Rusia. Namun, kenaikan harga minyak terbatas oleh laporan peningkatan stok bahan bakar AS yang lebih tinggi dari perkiraan.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2025 meningkat US$1,70 atau 2,48%, menjadi US$70,29 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari  2025 naik US$1,33 atau 1,84%, berakhir di US$73,52 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Uni Eropa mengeluarkan sanksi tambahan terhadap Rusia terkait perang di Ukraina. Sanksi ini menargetkan armada bayangan Rusia, yang diduga membantu negara tersebut menghindari batas harga US$60 per barel untuk minyak Rusia yang diproduksi di laut. Paket sanksi ke-15 ini disetujui oleh duta besar Uni Eropa pada hari yang sama.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyambut baik keputusan tersebut. “Kami menyambut baik adopsi paket sanksi ke-15 kami, yang secara khusus menargetkan armada bayangan Rusia,” tulisnya dalam unggahan di platform X.

Namun, meski sanksi mendorong harga minyak naik, laporan dari Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan stok bensin dan distilat AS meningkat lebih dari yang diperkirakan. Hal ini membatasi kenaikan harga minyak di pasar global.

Di sisi lain, OPEC mengurangi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun 2024 dan 2025. Penurunan ini tercatat sebagai yang terbesar. John Kilduff, mitra Again Capital, mengungkapkan bahwa OPEC mulai menyadari tantangan besar dalam menyeimbangkan pasar, terutama menjelang 2025.

Kelompok OPEC+, yang mencakup Rusia, juga menunda rencana untuk meningkatkan produksi minyak. Permintaan yang lebih lemah, terutama dari China, dan pertumbuhan pasokan dari negara-negara non-OPEC+ menjadi faktor utama di balik keputusan tersebut.

Meski begitu, ada optimisme di pasar minyak. China berencana melonggarkan kebijakan moneternya pada 2025, untuk pertama kalinya dalam 14 tahun. Langkah ini diharapkan bisa meningkatkan permintaan minyak global.

Pada November 2024, impor minyak mentah China mengalami kenaikan tahunan pertama dalam tujuh bulan. Impor naik lebih dari 14% dibandingkan tahun lalu. Li Xing Gan, konsultan pasar keuangan di Exness, mengatakan, “China diperkirakan akan beralih ke kebijakan yang bisa meningkatkan pengeluaran konsumen, dan ini membangkitkan optimisme di pasar minyak.”

Sementara itu, Rusia merespons potensi pengetatan sanksi AS terhadap minyak mereka. Mereka menyatakan langkah tersebut menunjukkan upaya Presiden AS Joe Biden meninggalkan warisan hubungan yang sulit dengan Rusia. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan pemerintah AS terus mencari cara untuk mengurangi pendapatan dari minyak Rusia, yang semakin memanaskan ketegangan di pasar minyak global.

Artikel Terkait

Harga Emas Meroket Sentuh Level Tertinggi 2 Minggu, Investor Cari Aman!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup menguat pada akhir...

Harga Minyak Turun Tipis, Pasar Tunggu Pertemuan Trump-Putin

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia bergerak turun...

Harga Emas Dunia Turun Tipis, Investor Ambil Untung Jelang Keputusan Trump Soal The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup melemah tipis pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru