STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia menutup tahun 2024 dengan performa luar biasa. Sepanjang tahun lalu, logam mulia tersebut naik lebih dari 26%, menjadi kenaikan tahunan tertinggi sejak 2010.
Mengutip CNBC International, pada penutupan perdagangan terakhir, Selasa (31/12/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (1/1/2025) WIB, harga emas spot naik 0,7% ke US$2.622,85 per ounce. Emas berjangka AS juga menguat 0,8% ke US$2.638,10 per ounce.
Lonjakan harga emas didorong oleh tingginya permintaan sebagai aset safe haven, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, serta pelonggaran kebijakan moneter di berbagai negara. Puncaknya, emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.790,15 per ounce pada 31 Oktober.
Namun, analis mengingatkan tantangan di tahun depan. “Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS bisa memicu inflasi dan memperlambat penurunan suku bunga The Fed,” ujar Nicky Shiels, kepala strategi logam di MKS PAMP SA.
Bank sentral diperkirakan masih akan membeli emas, meski lebih selektif. Ancaman tarif Trump terhadap negara-negara yang aktif mendolarisasi menjadi salah satu alasan utama.
Pada November, harga emas sempat terkoreksi karena penguatan dolar AS akibat optimisme terhadap kebijakan Trump. Meski begitu, prospek emas tetap kuat. “Kami yakin pasar emas akan bangkit kembali di 2025, didukung pelemahan pasar tenaga kerja AS, suku bunga tinggi, dan meningkatnya permintaan ETF,” kata Tom Mulqueen dari Citi Global Markets.
Perak juga menunjukkan performa apik dengan kenaikan hampir 22%, menjadikannya tahun terbaik sejak 2020. Sebaliknya, platinum dan paladium masing-masing turun lebih dari 8% dan 17%.
Citi memprediksi harga perak bisa mencapai US$36 per ounce di 2025, didorong oleh defisit pasar dan pelonggaran kebijakan Fed. Meski demikian, performa perak diperkirakan tetap di bawah emas.