STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak beragam pada penutupan perdagangan hari Rabu sore (22/1/2025) waktu setempat. Saham-saham di China tertekan setelah Presiden Donald Trump mengisyaratkan tarif baru terhadap Beijing yang bisa berlaku bulan depan.
Mengutip CNBC International, indeks CSI 300 di China turun 0,93% ke level 3.797,02. Sementara itu, Hang Seng Index di Hong Kong merosot lebih dalam, anjlok 1,72% menjelang penutupan perdagangan. Pernyataan Trump soal tarif 10% terhadap China menimbulkan kekhawatiran. “Kebijakan ini bisa diterapkan mulai 1 Februari,” kata Trump.
Di sisi lain, pasar saham di negara Asia lainnya menunjukkan performa lebih baik. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 1,58% ke 39.646,25. Indeks Topix bertambah 0,87% menjadi 2.737,19. Pasar Korea Selatan juga menguat, dengan Kospi naik 1,15% ke 2.547,06 dan Kosdaq melonjak 0,86% ke 732,31.
Saham teknologi Korea memimpin kenaikan. SK Hynix naik 2,52% dan LG Electronics melesat 2,85%. Kabar mengenai rencana perusahaan Korea untuk memindahkan pabrik dari Meksiko ke AS akibat kebijakan proteksionis Trump menjadi pendorong positif.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 bertambah 0,33% dan ditutup pada 8.429,8. Pasar India juga berhasil bangkit setelah sempat terpuruk. Indeks Nifty 50 naik 0,28%, sementara BSE Sensex menguat 0,46%.
Meski begitu, ancaman proteksionisme AS masih membayangi pasar global. Trump mempertimbangkan tarif 25% untuk Meksiko dan Kanada. Ia juga menegaskan bahwa China bisa dikenakan sanksi serupa jika tidak menyetujui kesepakatan terkait TikTok.
Di Malaysia, Bank Negara Malaysia mengadakan pertemuan kebijakan hari ini. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di 3%, yang diharapkan dapat memberikan stabilitas bagi pasar.