Minggu, September 28, 2025
28.3 C
Jakarta

Harga Minyak Naik, Investor Cemas Tarif Trump ke Kanada & Meksiko

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia naik tipis pada penutupan perdagangan Kamis (30/1/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (31/1/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar atas rencana Presiden AS Donald Trump yang berencana mengenakan tarif 25% untuk impor dari Kanada dan Meksiko. Kedua negara tersebut merupakan pemasok utama minyak bagi AS.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mendaki 1%, atau bertambah 74 sen, mencapai US$73,36 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent, naik 1%, atau bertambah 75 sen, menjadi US$77,33 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Analis minyak dari PVM, John Evans, menyebut pasar masih dibayangi ketidakpastian soal tarif baru yang akan diumumkan Trump setelah 1 Februari. “Pelaku pasar menunggu kebijakan perdagangan ini karena bisa berdampak besar pada harga minyak global,” ujarnya.

Gedung Putih kembali menegaskan rencana Trump untuk mengenakan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko. Namun, ada kemungkinan kebijakan ini batal jika kedua negara bersedia menutup perbatasan mereka terhadap penyelundupan fentanyl.

Di sisi lain, analis dari IG Market, Tony Sycamore, menilai pasar sudah memperhitungkan dampak ancaman tarif tersebut. “Ini menjadi salah satu alasan harga minyak masih bertahan di level saat ini,” katanya.

Badai musim dingin yang melanda AS pekan lalu juga memengaruhi pasar. Permintaan minyak turun akibat produksi kilang yang berkurang. Stok minyak mentah AS naik 3,5 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan analis yang memprediksi kenaikan 3,2 juta barel.

Dari sisi pasokan, sanksi baru AS terhadap Rusia membuat ekspor minyak dari pelabuhan barat negara itu turun 8% pada Februari dibandingkan rencana Januari. Rusia meningkatkan pengolahan minyak di dalam negeri sebagai respons terhadap tekanan global.

Investor kini menunggu pertemuan OPEC+ pada 3 Februari. Blok produsen minyak ini akan membahas strategi menghadapi kebijakan Trump yang ingin meningkatkan produksi minyak AS. Kazakhstan menyebut OPEC+ akan mengambil sikap bersama terkait hal ini.

Trump berulang kali meminta OPEC dan Arab Saudi untuk menurunkan harga minyak, dengan alasan langkah ini bisa membantu mengakhiri konflik di Ukraina. Ia juga ingin memaksimalkan produksi minyak dan gas AS sebagai strategi utama pemerintahannya.

Namun, analis menilai perang harga antara AS dan OPEC+ kecil kemungkinan terjadi. Jika OPEC+ menekan harga dengan meningkatkan produksi, langkah itu justru bisa merugikan mereka sendiri karena bisa membuat harga minyak anjlok dan menekan industri minyak serpih AS.

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Menguat Tipis, Pasar Tunggu Data Inflasi AS

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup menguat tipis pada...

Harga Minyak Turun Tipis, Pasar Tunggu Kejelasan Soal Suku Bunga The Fed

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia ditutup melemah...

Harga Emas Dunia Dekati Rekor, Investor Bidik US$3.900

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada perdagangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru