Senin, Agustus 11, 2025
26.7 C
Jakarta

Harga Minyak Naik Setelah Trump Ancam Iran atas Serangan Houthi

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia menguat pada penutupan perdagangan Senin (17/3/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (18/3/2025) WIB. Penguatan harga komoditas ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menindak Iran jika kelompok Houthi di Yaman melanjutkan serangan mereka.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent bertambah 49 sen atau 0,69% menjadi US$71,07 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 40 sen atau 0,6% mencapai US$67,58 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Kenaikan harga terjadi setelah Trump menyatakan bahwa setiap serangan yang dilakukan Houthi akan dianggap sebagai tindakan Iran.

“Setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi akan dipandang sebagai serangan yang berasal dari senjata dan kepemimpinan IRAN,” kata Trump di media sosial Truth Social. “IRAN akan bertanggung jawab dan menghadapi konsekuensi yang serius!”

Pernyataan Trump muncul setelah AS melancarkan serangan udara terhadap kelompok Houthi pada akhir pekan lalu. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menegaskan bahwa serangan ini akan terus berlanjut sampai Houthi menghentikan aksinya.

“Kampanye ini tentang kebebasan navigasi dan pemulihan efek jera,” kata Hegseth dalam wawancara dengan Fox News. “Begitu Houthi mengatakan mereka akan berhenti menyerang kapal dan drone kita, serangan ini akan berhenti. Tapi sampai saat itu, serangan akan terus berlanjut.”

Kelompok Houthi mulai menargetkan kapal dagang di Laut Merah sejak akhir 2023 sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas setelah konflik dengan Israel meletus. Serangan mereka telah memaksa perusahaan pelayaran internasional mengalihkan jalur pengiriman yang biasanya melewati Laut Merah dan Terusan Suez.

Sementara itu, Trump kembali menerapkan kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran untuk menekan ekspor minyak negara tersebut. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa tujuan kebijakan ini adalah untuk membuat ekonomi Iran runtuh.

Pemerintah AS juga menuduh Iran tengah mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran membantah tuduhan tersebut. Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz mengatakan bahwa semua opsi masih terbuka untuk memastikan Iran tidak memiliki senjata nuklir.

“Kita tidak bisa membiarkan perlombaan senjata nuklir terjadi di Timur Tengah,” ujar Waltz dalam wawancara dengan ABC News.

Trump sebelumnya telah menyatakan keinginannya untuk bernegosiasi dengan Iran terkait program nuklirnya. Pada 2018, ia menarik AS dari kesepakatan nuklir yang sebelumnya dibuat di era Presiden Barack Obama, yaitu Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Turun dari Rekor Usai AS Keluarkan Klarifikasi Soal Tarif

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup melemah dari rekor...

Harga Minyak Stabil, Benarkah Ada Kesepakatan Diam-Diam AS–Rusia?

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia bergerak stabil...

Harga Emas Meroket Sentuh Level Tertinggi 2 Minggu, Investor Cari Aman!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup menguat pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru