Rabu, Agustus 6, 2025
28.7 C
Jakarta

Dolar AS Menguat Setelah The Fed Tegaskan Tidak Terburu-Buru Pangkas Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sejumlah mata uang utama pada penutupan perdagangan Kamis (20/3/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (21/3/2025) WIB. Penguatan ini terjadi setelah Federal Reserve menegaskan tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga tahun ini. Ketidakpastian terkait tarif impor AS menjadi salah satu alasan utama bank sentral untuk tetap berhati-hati dalam mengambil kebijakan.

Mengutip CNBC International, mata uang euro melemah 0,46% terhadap dolar AS ke posisi US$1,0852 setelah The Fed mempertahankan suku bunga dan memberikan sinyal akan ada dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada tahun ini. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. “Kami tidak akan terburu-buru untuk bertindak,” ujarnya.

Pernyataan Powell menunjukkan tantangan yang dihadapi The Fed dalam menghadapi kebijakan Presiden AS Donald Trump, yang berencana memberlakukan tarif baru terhadap negara mitra dagang. Kebijakan tersebut dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi AS dalam beberapa bulan ke depan.

Data terbaru menunjukkan jumlah klaim pengangguran baru di AS meningkat tipis minggu lalu. Meski demikian, pasar tenaga kerja tetap stabil sepanjang Maret. Beberapa analis menilai hal ini meredam kekhawatiran perlambatan ekonomi yang sebelumnya sempat menekan dolar.

Jayati Bharadwaj, analis valas global di TD Securities, mengatakan bahwa pasar sempat memperkirakan skenario buruk bagi dolar AS, tetapi data ekonomi AS ternyata masih cukup kuat. “Sebagian besar berita buruk sudah tercermin di pasar, tetapi data ekonomi yang ada tidak seburuk yang dikhawatirkan. Bahkan, The Fed juga tidak menunjukkan tanda-tanda ingin segera menurunkan suku bunga,” ujarnya.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan ada pemangkasan suku bunga sekitar 63 basis poin tahun ini berdasarkan data dari LSEG. Namun, investor tetap berhati-hati menjelang rencana penerapan tarif baru oleh Trump pada 2 April mendatang.

Morgan Stanley menyarankan investor untuk menutup posisi beli terhadap euro dan pound sterling terhadap dolar AS sebelum tenggat waktu tersebut. “Kami pikir lebih baik menunggu titik masuk yang lebih menarik untuk posisi jual terhadap dolar daripada mempertahankan posisi saat ini,” tulis tim analis Morgan Stanley dalam sebuah catatan.

Di Eropa, keputusan Bank of England (BoE) yang mempertahankan suku bunga di level 4,5% sempat memberikan dorongan bagi pound sterling, meskipun akhirnya mata uang Inggris tetap tertekan oleh penguatan dolar AS. BoE juga memperingatkan pasar agar tidak terlalu berharap pada pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, mengingat inflasi Inggris masih jauh di atas target 2%.

Kebijakan moneter di AS dan Eropa masih menjadi faktor utama yang menggerakkan nilai tukar mata uang global. Dengan The Fed yang masih berhati-hati terhadap pemangkasan suku bunga, dolar AS berpotensi tetap kuat dalam waktu dekat.

Artikel Terkait

Ini Cara Aktivasi Rekening Dormant BNI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk...

Dolar AS Menguat, Pasar Tunggu Pengganti Gubernur The Fed Pilihan Trump

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

74% Emiten Cuan di Semester I 2025, Laba Naik 21%! Sektor Energi Malah Tekor!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja emiten di pasar modal Indonesia...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru