STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melonjak tajam dan menembus rekor tertinggi di atas US$3.400 per ons pada penutupan perdagangan Senin (21/4/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (22/4/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyerang independensi bank sentral AS, Federal Reserve, dan memperkuat kekhawatiran pasar dengan kebijakan tarifnya.
Mengutip CNBC International, harga emas berjangka ditutup naik 2,91% ke level US$3.425,30 per ons. Ini merupakan harga penutupan tertinggi dalam sejarah.
Investor ramai-ramai membeli emas karena nilai tukar dolar AS melemah hingga ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Sejak awal tahun, harga emas sudah melonjak sekitar 30%. Bahkan, sejak Trump mengumumkan kebijakan tarif besar-besaran pada 2 April lalu, harga emas telah naik sekitar 8%.
Kekhawatiran pasar makin menjadi setelah Trump pada hari Senin menyebut Gubernur The Fed Jerome Powell sebagai “pecundang besar” dan meminta agar suku bunga diturunkan secepatnya.
Trump bahkan sempat mengatakan pada Kamis lalu bahwa “pemecatan Powell tidak bisa datang lebih cepat.” Hal itu ia sampaikan setelah Powell memperingatkan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan presiden kemungkinan akan mendorong inflasi dalam waktu dekat.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, mengatakan pada Jumat lalu bahwa Trump sedang mempelajari kemungkinan untuk memecat Powell dari jabatannya sebagai ketua bank sentral AS.
Situasi ini membuat investor makin kehilangan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi AS dan beralih ke emas sebagai aset lindung nilai.
Sepanjang tahun ini, permintaan emas dari bank sentral dan lembaga keuangan global memang terus meningkat. Ini ikut mendorong harga logam mulia tersebut naik tajam.
Analis dari Citi yang dipimpin oleh Kenny Hu memperkirakan bahwa harga emas masih akan terus naik dalam tiga bulan ke depan. Dalam catatan mereka kepada klien, disebutkan, “Kami memperkirakan kekhawatiran terkait tarif yang memengaruhi pertumbuhan AS dan global akan terus bertemu dengan tingginya permintaan dari bank sentral dan lembaga lainnya.”
Citi memprediksi harga emas bisa mencapai US$3.500 per ons dalam waktu dekat karena permintaan investasi yang lebih besar daripada pasokan dari aktivitas pertambangan.
Ketidakpastian ekonomi dan tekanan politik di AS kini menjadi pemicu utama lonjakan harga emas. Banyak investor memilih bermain aman di tengah gejolak yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.