Jumat, Agustus 8, 2025
29.3 C
Jakarta

Minyak Dunia Cuan Mingguan, Tapi Hati-Hati… Ada Tekanan Pasokan!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia menguat lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Jumat (16/5/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (17/7/2025) WIB. Ini menjadi kenaikan mingguan kedua secara berturut-turut, ditopang meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent naik 88 sen atau 1,36% menjadi US$65,41 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 87 sen atau 1,41% mencapai US$62,49 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Meski sempat turun lebih dari 2% pada sesi sebelumnya karena sentimen kesepakatan nuklir Iran, secara mingguan Brent dan WTI tetap mencatat kenaikan lebih dari 2%.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pihaknya hampir mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran. Menurutnya, Teheran “seperti” sudah menyetujui beberapa poin kesepakatan. Namun, seorang sumber yang dekat dengan proses negosiasi mengungkapkan masih ada beberapa hal yang perlu dirundingkan lebih lanjut.

Analis ING menyebut jika sanksi terhadap Iran dicabut, risiko pasokan akan mereda. Dalam catatannya, mereka menyebut kesepakatan nuklir bisa membuka jalan bagi Iran untuk menambah produksi minyak sekitar 400.000 barel per hari dan mencari lebih banyak pembeli.

Meskipun potensi pasokan tambahan ini bisa menekan harga, pasar tetap disokong oleh kabar positif dari meredanya perang dagang. AS dan Tiongkok sepakat untuk melakukan jeda selama 90 hari dan menurunkan tarif secara signifikan. Ini memberi angin segar bagi prospek ekonomi global dan permintaan minyak.

“Meski periode jeda 90 hari membuka peluang kemajuan untuk menurunkan hambatan dagang, ketidakpastian kebijakan perdagangan jangka panjang tetap membatasi potensi kenaikan harga,” tulis analis dari BMI, unit riset milik Fitch Solutions.

BMI memperkirakan harga Brent akan berada di rata-rata US$68 per barel pada 2025 dan naik menjadi US$71 per barel di 2026. Angka ini lebih rendah dari proyeksi rata-rata US$80 per barel pada 2024.

Namun kekhawatiran pasar belum hilang sepenuhnya. Badan Energi Internasional (IEA) pada Kamis lalu menaikkan proyeksi pertumbuhan pasokan global tahun 2025 sebesar 380.000 barel per hari. Ini seiring rencana Arab Saudi dan negara-negara OPEC+ lainnya untuk mencabut pemangkasan produksi.

IEA juga memproyeksikan surplus pasokan untuk tahun depan, meski permintaan global juga direvisi naik tipis sebesar 20.000 barel per hari.

Di sisi lain, investor masih memantau arah suku bunga dari The Federal Reserve. Jika ada pemangkasan suku bunga, itu bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan energi.

Awal pekan ini, data dari Energy Information Administration AS menunjukkan lonjakan cadangan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan. Hal ini sempat memicu kekhawatiran soal melemahnya permintaan dari konsumen minyak terbesar dunia tersebut.

Artikel Terkait

Harga Emas Meroket Sentuh Level Tertinggi 2 Minggu, Investor Cari Aman!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup menguat pada akhir...

Harga Minyak Turun Tipis, Pasar Tunggu Pertemuan Trump-Putin

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia bergerak turun...

Harga Emas Dunia Turun Tipis, Investor Ambil Untung Jelang Keputusan Trump Soal The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup melemah tipis pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru