Jumat, Agustus 8, 2025
29.8 C
Jakarta

Mau Cuan Investasi Obligasi? Cek Dulu Ramalan 2025 dari Mandiri Sekuritas!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pasar obligasi Indonesia diprediksi bakal tetap kuat dan menarik di sisa tahun 2025. Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, menegaskan ada tiga faktor utama yang jadi penentu arah pasar obligasi ke depan.

“Yang pertama tentu arah perkembangan suku bunga, yang kedua adalah dinamika dari supply dan demand pasar obligasi kita, dan yang terakhir dari sisi valuasi,” ujar Handy di Jakarta, Senin (19/5/2025).

Ia menjelaskan, tren suku bunga global saat ini mulai berubah arah. Jika tahun 2023 didominasi oleh bank sentral yang menaikkan suku bunga, tahun 2024 dan 2025 mulai terlihat lebih banyak bank sentral yang menurunkan suku bunga, termasuk Bank Indonesia yang sudah memangkas 25 basis poin pada Januari 2025.

Menurutnya, peluang penurunan suku bunga di tahun ini masih sangat terbuka. Hal ini sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan posisi suku bunga riil yang masih cukup tinggi, termasuk di Indonesia.

“Kalau kita lihat real benchmark rate untuk BI rate juga masih cukup lebar sekitar 3,8 percentage point,” jelas Handy.

Ia juga menyoroti tren penurunan suku bunga di SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) yang turut berkontribusi pada peningkatan permintaan obligasi. Dari sisi pasokan, pemerintah dinilai masih mampu mengelola dengan baik.

Handy menyebut, meskipun ada risiko pelebaran defisit anggaran, pemerintah punya fleksibilitas pembiayaan yang kuat. Ia memperkirakan ada potensi penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) hingga Rp150 triliun untuk mengurangi utang.

“Strategi frontload dan prefunding juga akan mengurangi tekanan supply di semester dua,” katanya.

Mandiri Sekuritas memperkirakan rata-rata target lelang obligasi hanya sekitar Rp27,1 triliun setiap dua minggu. Jumlah ini tergolong sangat aman jika dibandingkan dengan incoming bids yang bisa mencapai Rp100 triliun.

Di sisi permintaan, perbankan menjadi sorotan. Dalam dua tahun terakhir, bank mencatatkan penjualan bersih obligasi. Namun tren ini diperkirakan akan berubah pada 2025.

“SRBI ratenya sudah turun, outstanding-nya juga turun. Kami melihat ada potensi shifting investasi dari sisi perbankan ke government bonds,” jelasnya.

Data hingga 6 Mei 2025 menunjukkan perbankan mencatatkan net buy sebesar Rp46 triliun. Padahal tahun lalu, pada periode yang sama, justru terjadi net sale sekitar Rp1,2 triliun.

Investor asing juga mulai kembali masuk. Tahun lalu mereka sempat jual bersih Rp48 triliun hingga Mei. Namun tahun ini sudah mencatat net buy sekitar Rp30 triliun.

“Ini yang mungkin menjelaskan kenapa pasar kita sangat resilient karena dari sisi demand, kami juga melihat tidak hanya investor domestik, kami juga melihat investor asing support ke pasar obligasi kita juga cukup besar,” ujar Handy.

Dari sisi valuasi, yield spread Indonesia terhadap US Treasury disebut Handy kini sudah sangat rendah, sekitar 230 basis poin. Namun hal ini dianggap sebagai “new normal” bagi Indonesia.

“Indonesia masih memberikan nominal bond yield maupun real bond yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan peers lainnya untuk rating BBB,” katanya.

Handy juga menyebutkan bahwa posisi Indonesia di antara negara berkembang semakin kuat. Dalam indeks kerentanan global, Indonesia berada di peringkat keempat terbaik dan tidak lagi tergolong dalam “Fragile Five”.

“Utang kita sangat prudent, defisit fiskal juga terjaga. Struktur kepemilikan obligasi kita juga sudah sangat bagus karena lebih banyak didominasi investor domestik,” tegasnya.

Dengan berbagai faktor tersebut, Mandiri Sekuritas melihat pasar obligasi Indonesia masih punya prospek cerah. Yield obligasi diperkirakan bisa turun ke kisaran 6,4–6,8% di akhir tahun.

“Secara umum kami melihat bahwa pasar obligasi kita masih sangat resilient,” tutup Handy.

Artikel Terkait

Kontrak Baru PP Presisi Melejit 60% di Paruh Pertama 2025, Laba Ikut Naik!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT PP Presisi Tbk (PPRE) mencatatkan...

Multisarana Eduka (MSIE) Teken Perjanjian Sewa Lahan di Bali, Nilainya Segini!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)-  Direksi PT Multisarana Intan Eduka Tbk (MSIE)...

BTN Bidik Bisnis Kredit Kendaraan, Fokus ke Debitur KPR Subsidi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru