STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa mengawali pekan ini dengan penutupan bervariasi. Sejumlah indeks terkoreksi, sementara sebagian lainnya mencatat kenaikan tipis pada penutupan perdagangan Senin (2/6/2025) waktu setempat.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang mencakup saham-saham utama di kawasan Eropa turun 0,14% dan ditutup di posisi 547,92. Sementara itu, indeks CAC 40 Prancis melemah 0,19% ke level 7.737,2. Indeks DAX Jerman juga terkoreksi 0,28% dan berakhir di 23.930,67.
Di Inggris, FTSE 100 berhasil menguat tipis 0,02% ke 8.774,26. Sedangkan indeks AEX Belanda turun 0,5% ke posisi 918,36. Italia melalui indeks FTSE MIB mencatat penurunan 0,26% ke 39.984,15. Di Swedia, OMXS30 melemah 0,59% ke level 2.481,28.
Sementara itu, indeks IBEX 35 Spanyol menguat 0,36% ke 14.202,8. Indeks BEL 20 Belgia naik 0,11% ke 4.506,83. Indeks HEX Finlandia juga mencatat kenaikan 0,08% ke posisi 10.470,65. Portugal melalui indeks PSI20 menguat 0,5% ke 7.425,73. Kenaikan tertinggi terjadi di Denmark, di mana OMXC 25 melonjak 0,73% ke level 1.774,09.
Pelemahan pasar didorong oleh sentimen negatif terkait tarif baru dari Amerika Serikat. Presiden Donald Trump memutuskan menggandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50%. Keputusan ini langsung memicu ketegangan dagang baru antara AS dan Uni Eropa.
Sektor otomotif di Eropa menjadi salah satu yang paling terpukul. Saham-saham sektor ini turun sekitar 2% menyusul kenaikan tarif yang dikhawatirkan akan menambah beban biaya produksi dan mengganggu ekspor.
Tak hanya sektor otomotif, perusahaan energi terbarukan asal Denmark, Ørsted, juga terkena dampak. Sebelumnya, perusahaan ini mencatat kerugian sebesar 1,2 miliar kroner Denmark atau sekitar US$183 juta pada kuartal I 2025 setelah AS mengenakan tarif 25% terhadap baja dan aluminium.
Analis Citi yang dipimpin Jenny Ping dalam catatannya kepada klien menyebutkan, “Jika Ørsted belum mengirimkan peralatan mereka ke AS dalam beberapa pekan setelah laporan keuangan tersebut, tarif 50% yang diumumkan kemungkinan akan menambah kerugian sekitar DKK1,2 miliar di kuartal II.”
Citi pun menurunkan peringkat saham Ørsted menjadi “Jual.” Menurut mereka, “Risiko tarif ini tidak membantu cerita ekuitas Ørsted.”
Namun, analis dari Sydbank masih mempertahankan rekomendasi “Beli.” Kepala riset ekuitas Sydbank, Jacob Pedersen mengatakan, “Ørsted sangat terdampak tarif baja dan aluminium karena tidak memiliki rantai pasok turbin angin lepas pantai lokal di AS.”
“Kami tidak memperkirakan kenaikan tarif ini akan memengaruhi rencana Ørsted untuk melanjutkan dua proyek di AS. Namun, tarif baru ini jelas akan kembali menekan profitabilitas proyek Sunrise Wind dan Revolution Wind dibandingkan asumsi awal mereka,” lanjutnya.
Pergerakan pasar Eropa yang cenderung melemah ini mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap ketidakpastian global, terutama terkait hubungan dagang antara AS dan Eropa. Ketegangan ini bisa memicu risiko tambahan yang membebani kinerja emiten di kawasan tersebut.