STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bervariasi pada penutupan perdagangan Rabu sore (18/6/2025) waktu setempat. Ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati.
Mengutip CNBC International, kekhawatiran makin bertambah setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerukan “penyerahan tanpa syarat” oleh Iran. Seruan ini disampaikan Trump lewat akun media sosial Truth Social. NBC News juga melaporkan bahwa Trump sedang mempertimbangkan aksi militer terhadap Iran.
“Pernyataan dari Presiden Trump memicu spekulasi bahwa AS akan semakin terlibat dalam konflik antara Iran dan Israel yang meningkat drastis lima hari lalu,” tulis analis ANZ dalam sebuah catatan.
Di tengah situasi geopolitik yang memanas, indeks Nikkei 225 Jepang justru menguat 0,9% dan ditutup di level 38.885,15. Indeks Topix juga naik 0,77% menjadi 2.808,35. Penguatan ini terjadi meski ekspor Jepang pada Mei turun 1,7% dibanding tahun lalu, lebih baik dari perkiraan penurunan 3,8% oleh Reuters.
Bank of Japan sebelumnya menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jepang kemungkinan akan melambat akibat penurunan perdagangan global yang berdampak pada laba perusahaan dalam negeri.
Saham di Korea Selatan juga menunjukkan tren positif. Indeks Kospi naik 0,74% ke 2.972,19, dan indeks Kosdaq naik 0,53% menjadi 779,73.
Berbeda dengan Jepang dan Korea, pasar saham Australia melemah. Indeks S&P/ASX 200 turun tipis 0,12% ke posisi 8.531,2.
Di Tiongkok, indeks Shanghai sedikit menguat 0,04% dan ditutup pada 3.388,81. Indeks CSI 300 naik 0,12% ke level 3.874,97. Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong turun cukup dalam, yaitu 1,12% ke level 23.710,69.
CNBC 100 Asia Index juga ikut melemah 0,09% dan berakhir di posisi 10.975,68.