STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melakukan perombakan besar di jajaran direksi. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta pada Selasa, 27 Mei 2025.
Dian Siswarini resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama Telkom. Sebelumnya, Dian menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO PT XL Axiata Tbk (EXCL). Kini, ia memimpin Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Muhammad Awaluddin dipercaya menempati posisi Wakil Direktur Utama. Veranita Yosephine Sinaga ditunjuk sebagai Direktur Enterprise Business Services. Posisi Direktur Network kini diisi oleh Nanang Hendarno.
Seno Soemadji menjabat sebagai Direktur Strategic Business Development and Portfolio. Henry Christiadi ditetapkan sebagai Direktur Human Capital Management. Arthur Angelo Syailendra dipercaya sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.
Faizal Rohmadi Djoemadi mengisi posisi Direktur IT. Sementara itu, Honesty Bashir tetap menjabat sebagai Direktur Wholesale & International Service. Ia menjadi satu-satunya direksi lama yang masih bertahan di struktur manajemen baru ini.
Manajemen baru TelkomGroup langsung tancap gas. Dalam 100 hari pertama, mereka menyiapkan tujuh program prioritas yang diyakini akan memperkuat kinerja dan posisi Telkom di tengah persaingan industri telekomunikasi yang makin ketat.
Vice President Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko, menyampaikan bahwa jajaran direksi baru telah menyiapkan tujuh fokus utama yang akan dijalankan.

“Program pertama adalah penguatan bisnis Telkomsel, baik fixed maupun mobile. Telkomsel ini jadi mesin utama Telkom. Setelah FMC 2023, Indihome bergabung ke Telkomsel. Sekarang kontribusinya ke Telkom mencapai 80%,” jelas Andri, di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
Ia menambahkan, agar Telkomsel tetap menjadi pilihan utama masyarakat, performanya harus terus ditingkatkan.
Fokus kedua adalah memperkuat bisnis non-Telkomsel. “Sekarang ini anak, cucu, cicit perusahaan Telkom ada 44 entitas. Kalau Telkomsel menyumbang 80%, sisanya ini yang harus ditingkatkan kontribusinya. Ini yang akan diperkuat,” katanya.
Fokus ketiga adalah peningkatan pengalaman pelanggan di seluruh layanan. Menurut Andri, di era digital dan kecerdasan buatan seperti sekarang, penting bagi seluruh unit usaha TelkomGroup untuk meningkatkan kualitas layanan agar tetap relevan dan kompetitif.
“Ini bukan berarti layanan sekarang kurang bagus, tapi harus lebih diperkuat. Misalnya bagaimana pelayanan Telkomsel atau Indihome yang kita rasakan di rumah, itu harus jadi andalan,” ujarnya.
Poin keempat menyangkut efisiensi. Manajemen baru ingin mempercepat penajaman Capex dan Opex. Hal ini sesuai dengan imbauan pemerintah agar perusahaan negara beroperasi lebih efisien, terutama di tengah kondisi global yang tidak menentu.
“Kalau efisiensi, ya efisiensi Capex dan Opex. Kita juga harus antisipasi kondisi global, seperti situasi di Timur Tengah yang bisa berdampak besar pada ekonomi global,” jelas Andri.
Prioritas kelima adalah penyusunan tata kelola bisnis yang kuat. Menurutnya, good corporate governance sangat penting agar bisnis dijalankan secara hati-hati dan seimbang. “Bisnis itu harus bisa gas dan rem. Kalau terlalu ngegas, bahaya. Kalau kebanyakan ngerem, nggak maju-maju. Jadi harus seimbang dan prudent. Karena itu tata kelolanya harus diperkuat,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di Telkom. “Ibu Dirut menunjuk Wakil Direktur Utama, dan ini baru pertama kali dalam sejarah Telkom. Harapannya, reformasi bisa berjalan lebih cepat.”
Poin keenam adalah reformasi budaya perusahaan. Direksi baru ingin mendorong percepatan transformasi, yang tentunya harus didukung sumber daya manusia yang tangguh dan adaptif terhadap cara kerja digital.
“Budaya perusahaan yang dibangun itu mengusung nilai bravery, integrity, service excellence, dan agility. Agility itu penting, agar kita mudah beradaptasi,” ungkap Andri.
Yang terakhir adalah penyusunan blueprint menuju strategic holding. Mengingat banyaknya anak perusahaan, Telkom ingin menyusun strategi agar struktur bisnis ke depannya lebih fokus dan terarah. “Komunikasinya harus tepat. Telkom memang mengarah ke digital holding, walaupun saat ini secara struktur belum sepenuhnya,” ucapnya.
Ketujuh program prioritas ini menjadi pijakan awal direksi baru Telkom untuk membawa perusahaan ke arah yang lebih kuat, efisien, dan adaptif di tengah tantangan industri digital yang semakin kompleks.