Selasa, Agustus 12, 2025
27.1 C
Jakarta

Bidik Marketing Sales Rp600 Miliar, BEST Gelontorkan Capex Rp100 Miliar! Proyek Baru Siap Digeber

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) memasang target penjualan pemasaran atau marketing sales sebesar Rp600 miliar pada tahun 2025.

Komisaris BEST, Yoshihiro Kobi, mengatakan strategi tahun ini akan difokuskan untuk mendorong pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) yang stabil. “Sektor warehouse & logistic, consumer goods, food and beverage (F&B), serta data center menjadi target utama pengembangan dan pemasaran penjualan lahan kami,” ujar Yoshihiro, dalam paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Bekasi, Selasa (24/6/2025).

Perseroan juga tengah fokus menarik permintaan dari penyewa eksisting dan industri-industri tangguh yang ingin memperluas bisnisnya. Langkah ini ditujukan untuk menambah recurring income sekaligus meningkatkan nilai kawasan industri milik BEST.

Untuk mendorong profitabilitas, BEST akan lebih agresif menjual lahan di paruh kedua tahun ini. Selain itu, perusahaan juga akan mulai memasarkan proyek barunya yang diberi nama Befa Industrial Hub.

“Di second half ini kita juga akan ada launching ya. Befa Industrial Hub akan kita launching mengenai standard factory building warehouse. Jadi kita akan mulai menjual, selain lahan juga gudang,” ujarnya.

Yoshihiro menjelaskan, Befa Industrial Hub dirancang untuk bisa langsung digunakan oleh pelaku industri manufaktur maupun gudang. Hal ini dinilai menjadi solusi praktis bagi investor yang ingin langsung memulai operasional bisnis saat ekonomi mulai pulih. “Mereka beli yang jadi dan langsung dipakai. Jadi kita sesuaikan dengan yang real permintaan, real demand,” katanya.

Proyek ini akan mulai diluncurkan pada Agustus 2025. Pada tahap awal, BEST akan menawarkan sekitar 8 unit dari total rencana 48 unit standard factory building yang tersedia. Harga per unitnya dipatok di kisaran Rp12 miliar hingga Rp13 miliar.

“Target kita awalnya itu 100 miliar. Rencana kita totalnya ada 48 unit. Tapi kita akan launching dulu per phases ya,” ungkap Yoshihiro.

Untuk mendukung ekspansi kawasan industri dan akuisisi lahan, BEST telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure senilai Rp100 miliar tahun ini.Pendanaan pengembangan proyek ini akan berasal dari dana internal perseroan.

BEST juga terus mengembangkan kawasan industri MM2100 di Bekasi. Kawasan ini akan mendapat manfaat dari sejumlah pembangunan infrastruktur, seperti JORR II Cibitung–Cilincing, LRT, Tol Jakarta–Cikampek Selatan, perluasan Pelabuhan Tanjung Priok, hingga pengembangan Pelabuhan Patimban.

Tantangan Kuartal Satu

Yoshihiro memgakui pada paruh pertama tahun ini, pasar menghadapi tantangan berat. Perusahaan-perusahaan baru masih menahan keputusan karena ingin melihat kebijakan dari pemerintahan baru. “Memang kita, kalau Q1 2025 belum ada penjualan. Karena perusahaan-perusahaan investor baru itu masih wait and see. Karena administrasi baru,” ujarnya.

Ia juga menyebut faktor eksternal seperti tarif impor dari Amerika Serikat dan gejolak harga komoditas global seperti minyak turut memperburuk situasi. Ditambah lagi konflik di kawasan Timur Tengah yang sedang memanas. Namun, Yoshihiro menegaskan pentingnya manajemen kas di tengah ketidakpastian.

“Cash management ini yang paling penting,” tuturnya.

Meski kuarta pertama tahun ini belum menghasilkan penjualan, perusahaan tetap optimistis dengan prospek di semester II 2025. Yoshihiro menyebut, saat ini sudah ada lebih dari 90 hektare lahan yang diminati oleh investor. “Q3, Q4 2025 pasti makin pulih lagi. Saya yakin kita bisa mencapai target marketing sales Rp600 miliar,” tegasnya.

Untuk mencapai target itu, BEST berencana menjual sekitar 15–20 hektare lahan dengan harga rata-rata Rp3 juta per meter persegi. Penjualan lahan disebut tetap menjadi kontributor utama pendapatan BEST, meskipun recurring income juga akan didorong agar tetap stabil.

Yoshihiro menambahkan, dari pengalaman 10 tahun menjabat sebagai Presiden Direktur, kuartal III dan IV memang selalu menjadi periode terbaik untuk penjualan. “Memang kondisinya untuk first half ini memang agak berat. Karena kondisinya masih banyak yang wait and see. Tapi untuk second half, kita lebih optimis,” jelasnya.

Permintaan paling tinggi datang dari sektor makanan dan minuman (F&B), barang konsumsi, gudang logistik, dan data center.

Perusahaan juga terus mengembangkan kawasan industri MM2100 di Bekasi. Kawasan ini akan mendapat manfaat dari sejumlah pembangunan infrastruktur, seperti JORR II Cibitung–Cilincing, LRT, Tol Jakarta–Cikampek Selatan, perluasan Pelabuhan Tanjung Priok, hingga pengembangan Pelabuhan Patimban.

BEST mencatat penjualan lahan mencapai 13 hektare atau senilai Rp405 miliar pada 2024.

Pendapatan sepanjang tahun 2024 mencapai Rp458 miliar. Sebagian besar berasal dari penjualan lahan sebesar Rp260 miliar. Sisanya, Rp198 miliar, disumbang oleh recurring income seperti biaya pemeliharaan, sewa, layanan, dan air. Pendapatan ini tumbuh 5,3% dibandingkan tahun 2023.

Laba bersih BEST juga mengalami kenaikan. Tahun 2024, laba bersih mencapai Rp59 miliar, naik 47,5% dari Rp40 miliar pada 2023.

Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, BEST optimistis kawasan industri masih memiliki potensi besar, terutama bagi pelaku usaha yang mencari lokasi strategis dan siap pakai.

Artikel Terkait

KPEI 2025: Efisiensi Netting 90%, Reksadana jadi Lender dan Main di Repo Government Bond!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)...

Bank Panin Siap Terbitkan Obligasi Rp3,2 Triliun, Bunganya di Atas 6,45% per Tahun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Obligasi Berkelanjutan IV PT Bank Pan...

OJK, Dua Emiten Perbankan Tempati Posisi 10 Besar Terbaik di Top 50 ASEAN

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru