Senin, Agustus 25, 2025
32.1 C
Jakarta

SDMU Mau Terbitkan 2,27 Miliar Saham Baru, Pemegang Saham Lama Bisa Terdilusi 66,68%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) berencana menerbitkan lebih dari 2,27 miliar saham baru melalui skema Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Langkah ini dilakukan sebagai strategi konversi utang menjadi saham.

Rencana ini disampaikan oleh Direktur Utama SDMU, Evelyn Magdalena Tjoe, dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia yang dikutip Sabtu (5/7/2025).

Jumlah saham baru yang akan diterbitkan mencapai 2,27 miliar lembar saham biasa Seri B. Nilai nominal per saham ditetapkan sebesar Rp25. Jumlah ini setara dengan 66,68% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMTHMETD.

Dengan aksi korporasi ini, para pemegang saham lama akan mengalami penurunan kepemilikan atau dilusi hingga 66,68%.

“Pelaksanaan PMTHMETD akan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB yang dijadwalkan pada 22 Juli 2025,” ujar Evelyn.

Evelyn menyampaikan SDMU memiliki utang kepada TMS senilai Rp61,35 miliar. Utang itu tercatat dalam laporan keuangan per 31 Maret 2025 yang telah diaudit. Ini memenuhi syarat untuk dikonversi menjadi saham sesuai ketentuan POJK 32/2015.

Kesepakatan konversi utang telah diteken oleh SDMU dan TMS pada 3 Juni 2025. Dalam kesepakatan itu, seluruh utang akan dibayar dengan menerbitkan saham baru menggunakan harga pelaksanaan Rp27 per saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 2.272.245.762 lembar. Sisa utang Rp7 akan dibayar tunai.

“Hal ini diharapkan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan,” ujar Evelyn.

Dengan langkah ini, beban keuangan perusahaan akan turun dan rasio utang terhadap ekuitas akan membaik.

Manajemen juga memastikan tidak ada perubahan dalam struktur pengendalian setelah PMTHMETD dilaksanakan.

SDMU sudah mengantongi persetujuan pembatasan (waiver) dari PT Bank Jtrust Indonesia. Sementara itu, permohonan persetujuan pembatasan dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih dalam proses.

Harga pelaksanaan sebesar Rp27 per saham telah disepakati oleh kedua pihak dan ditetapkan berdasarkan prinsip transaksi wajar. Penetapan ini sesuai dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia dan tidak merugikan pemegang saham non-pengendali.

Manajemen menyebut konversi ini akan memperkuat modal disetor dan menurunkan liabilitas. Selisih harga pelaksanaan dengan nilai nominal saham akan dicatat sebagai tambahan modal disetor.

Dengan permintaan jasa angkutan barang khusus yang terus tumbuh, SDMU optimistis langkah ini akan memperkuat prospek bisnis ke depan.

“Pelaksanaan PMTHMETD dengan mengkonversi utang Perseroan menjadi saham akan memberikan kemampuan bagi Perseroan untuk melanjutkan kegiatan usaha,” ujar Evelyn.

Ia juga optimistis terhadap prospek bisnis ke depan. Menurutnya, permintaan terhadap layanan perusahaan menunjukkan tren positif. Hal ini memberi harapan terhadap pertumbuhan usaha dalam jangka panjang.

Setelah aksi korporasi ini, struktur pemegang saham mengalami perubahan. Berdasarkan laporan PT Adimitra Jasa Korpora per 5 Juni 2025, total modal ditempatkan dan disetor penuh mencapai Rp113.522.500.000 atau setara dengan 1.135.225.000 saham.

Pemegang saham terbesar masih dipegang oleh Tjoe Mien Sasminto sebanyak 435.360.744 saham atau setara 38,35%. Diikuti PT Asabri (Persero) sebanyak 205.000.000 saham atau 18,06%. Sisanya dimiliki oleh beberapa individu dan masyarakat dengan kepemilikan di bawah 5%.

Adapun jumlah saham dalam portepel mencapai 1.514.775.000 saham atau senilai Rp151.477.500.000.

Manajemen berharap langkah ini akan meningkatkan nilai perusahaan di mata investor serta menciptakan struktur keuangan yang lebih sehat untuk mendukung pertumbuhan usaha ke depan.

Susunan Direksi dan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris 
Komisaris Utama               :               Tjoe Mien Sasminto
Komisaris Independen        :                          Hartono Gani

Direksi 
Direktur Utama                    :          Evelyn Magdalena Tjoe
Direktur                               :               Handriyanto

Artikel Terkait

3 Saham Ini Auto Disuspensi BEI, Ada Apa?

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara...

Melejit 1,02%, IHSG Sesi I ke 7.938,834 Diungkit Harga Saham 463 Emiten, Ada BREN dan BBCA

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan...

Harga Saham Melonjak 45,49%, BEI Awasi Ketat Perdagangan Saham Emiten Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pengawasan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru