STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup nyaris datar pada perdagangan hari Selasa (8/7/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (9/7/2025) WIB). Pelaku pasar cemas usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan tak akan ada penundaan lagi untuk penerapan tarif impor baru mulai 1 Agustus.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) melemah 165,6 poin atau 0,37% menjadi 44.240,76. Indeks S&P 500 (SPX) 500 turun tipis 4,46 poin atau 0,07% ke posisi 6.225,52. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, menguat tipis 5,95 poin atau 0,03% mencapai 20.418,46..
Investor terlihat ragu untuk mengambil langkah besar. Hal ini terjadi karena sinyal yang disampaikan Trump terus berubah.
Pada Senin, Trump sempat memundurkan tenggat tarif dari 9 Juli ke 1 Agustus. Namun, di hari yang sama, ia juga mengatakan tenggat itu “belum pasti 100%”.
Keesokan harinya, Trump mengunggah pernyataan tegas di Truth Social. Ia menulis tidak akan ada perubahan ataupun perpanjangan tenggat waktu tersebut.
Selain itu, Trump juga mengumumkan tarif baru sebesar 50% untuk impor tembaga.
Langkah ini mengikuti aksi Trump sehari sebelumnya. Pada Senin, ia menetapkan tarif 25% untuk produk dari Korea Selatan dan Jepang. Setidaknya 14 negara terdampak kebijakan tarif baru yang diumumkan hari itu.
Pasar masih menanti kejelasan soal bagaimana kebijakan ini akan diterapkan sepenuhnya. Banyak pelaku pasar berharap tingkat tarif akhir nanti tak seketat yang diancamkan Trump.
“Sejak April, pasar mulai melampaui kekhawatiran bahwa tarif akan berdampak besar pada pertumbuhan, laba, inflasi, dan lainnya,” ujar Bill Merz, Kepala Riset Pasar Modal di U.S. Bank Wealth Management.
“Sentimen investor berubah drastis dalam waktu singkat dan menjadi lebih optimistis. Ini bisa dilihat dari harga saham yang mendekati rekor tertinggi di berbagai indeks,” jelasnya.
Di tengah ketidakpastian, saham Nvidia naik 1% dan semakin mendekati kapitalisasi pasar US$4 triliun.
Namun, saham perbankan justru menekan pasar. HSBC mengambil sikap lebih hati-hati terhadap bank-bank besar.
Saham JPMorgan dan Bank of America kompak turun 3%, sedangkan Goldman Sachs melemah hampir 2%.
Pasar masih berjuang membaca arah kebijakan perdagangan global yang makin sulit diprediksi.