STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat tipis pada perdagangan hari Rabu (16/7/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (17/7/2025) WIB). Pasar sempat bergejolak setelah muncul kabar Presiden AS Donald Trump ingin memecat Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 231,49 poin atau menguat 0,53% menjadi 44.254,78. Padahal, di awal sesi, indeks ini sempat anjlok hingga 264,31 poin atau 0,6%.
Indeks S&P 500 (SPX) 500 indeks S&P 500 juga mencatat kenaikan 19,94 poin atau mendaki 0,32% ke posisi 6.263,7. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, terkerek 52,69 poin atau naik 0,25% mencapai 20.730,49. Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi kesembilan sepanjang tahun ini.
Kabar soal pemecatan Jerome Powell pertama kali muncul dari pernyataan seorang pejabat senior Gedung Putih kepada anggota parlemen Republik. Bahkan disebutkan Trump sempat menunjukkan draft surat pemecatan Powell dalam pertemuan tersebut.
Namun beberapa jam kemudian, Trump membantah kabar tersebut. “Tidak, kami tidak berencana melakukan itu,” ujarnya. Ia menambahkan, “sangat kecil kemungkinannya” Powell akan dipecat dalam waktu dekat, walau ia juga menegaskan tidak menutup kemungkinan apapun.
Selama beberapa pekan terakhir, Trump memang kerap mengkritik kebijakan suku bunga The Fed dan mendesak agar suku bunga diturunkan secara signifikan. Pada Selasa lalu, ia bahkan menyarankan pemangkasan suku bunga sebesar 3%.
Di sisi lain, Powell sempat menyatakan kebijakan moneter kemungkinan sudah dilonggarkan jika bukan karena dampak tarif impor yang diberlakukan pemerintahan Trump. “Kami menahan diri ketika melihat besarnya tarif. Hampir semua proyeksi inflasi di AS naik signifikan sebagai dampaknya,” kata Powell.
Kabar soal rencana pemecatan Powell memicu kekhawatiran investor. “Pasar jelas tidak akan menyukai jika Powell dipecat,” kata Larry Tentarelli, pendiri Blue Chip Daily Trend Report. Ia menyebut sebagian besar pelaku pasar besar justru menilai Powell sudah melakukan tugasnya dengan baik.
Selain drama politik di Gedung Putih, investor juga mencermati data ekonomi terbaru. Indeks harga konsumen yang dirilis Selasa lalu menunjukkan kenaikan pada Juni dibanding Mei. Namun data harga grosir (PPI) yang keluar Rabu justru stagnan dari bulan sebelumnya.
Menurut Marc Balcer, Direktur Strategi Investasi di Girard, data PPI kurang meyakinkan jika dilihat lebih dalam. “PPI tidak memasukkan dampak langsung tarif. US$27 miliar dari tarif yang dikumpulkan Juni lalu harus ditanggung oleh produsen asing, perusahaan lokal, atau pada akhirnya konsumen,” ujarnya.
Sementara itu, laporan keuangan bank-bank besar juga terus bergulir. Bank of America dan Morgan Stanley mencatat hasil di atas ekspektasi, tetapi saham keduanya ditutup melemah tipis. Saham Goldman Sachs justru naik hampir 1% setelah mencatat kinerja lebih baik dari perkiraan.
