STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir perdagangan Selasa (5/8/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (6/8/2025) WIB. Penguatan dolar Amerika Serikat membuat harga emas tertahan, meskipun ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve masih menjadi penopang utama.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik tipis 0,1% ke posisi US$3.376,80 per ounce. Angka ini merupakan level tertinggi sejak 24 Juli. Sementara kontrak emas berjangka Amerika Serikat juga naik 0,1% ke level US$3.430 per ounce.
Dolar AS menguat 0,2% terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Kenaikan ini membuat harga emas dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri.
“Penguatan dolar menekan emas saat ini. Tapi ekspektasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada September masih menjadi faktor yang sangat mendukung untuk emas,” ujar Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures.
Pelaku pasar saat ini memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga dua kali hingga akhir tahun, dimulai pada September. Perkiraan ini muncul setelah data ketenagakerjaan AS bulan Juni dirilis lebih lemah dari yang diperkirakan.
Dalam kondisi politik dan ekonomi yang tidak pasti, emas sering dijadikan tempat berlindung yang aman. Logam mulia ini juga diuntungkan dalam situasi suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil bunga.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan segera mengumumkan pengganti sementara untuk Gubernur The Fed Adriana Kugler yang mengundurkan diri pada Jumat lalu. Trump juga menyebut akan mengumumkan nama calon Ketua The Fed berikutnya dalam waktu dekat.
Data terbaru menunjukkan defisit perdagangan AS menyempit pada Juni, didorong oleh penurunan tajam impor barang konsumsi. Kondisi ini mencerminkan dampak dari kebijakan tarif besar-besaran Trump terhadap barang impor.
Investor kini menantikan rilis data ketenagakerjaan AS pada Kamis mendatang untuk melihat lebih jauh arah kebijakan suku bunga The Fed.
Di pasar logam lainnya, harga perak naik 0,4% ke US$37,53 per ounce. Ini merupakan level tertinggi sejak 30 Juli.
“Saya saat ini lebih optimistis pada perak daripada emas. Jika perak tembus US$40, target berikutnya bisa di kisaran US$42,” kata Haberkorn.
Sementara itu, platinum turun 1,3% ke US$1.312,42 dan palladium melemah 1,7% ke US$1.186,18 per ounce.
Di sisi lain, perusahaan tambang asal Afrika Selatan, Sibanye-Stillwater, meminta pemerintah AS untuk mempertimbangkan pengenaan tarif pada impor palladium asal Rusia. Permintaan ini diajukan demi menjaga keberlangsungan pasokan jangka panjang palladium di dalam negeri.