STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Jumlah investor pasar modal Indonesia terus meningkat. Hingga 8 Agustus 2025, jumlahnya mencapai 17,59 juta investor atau naik 18% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini setara penambahan 2,7 juta investor baru.
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat mengatakan capaian ini tidak lepas dari dukungan penuh regulator dan pelaku pasar. “Kalau teman-teman lihat, angkanya 5 tahun terakhir ini sangat menggembirakan, significantly bertumbuh, luar biasa saya kira kalau kita pakai tahun 2021 sebagai patokan, dari 7,4 juta menjadi 17,59 juta,” ujarnya dalam keterang pers HUT Pasar Modal ke-48 di Gedung BEI, Jakarta, Senin (12/8/2025).
Berdasarkan jenis instrumen, investor saham dan surat berharga lainnya berjumlah 7,5 juta atau naik 17%. Investor reksa dana mencapai 16,6 juta atau naik 18%, sedangkan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 1,3 juta atau naik 9%.
Dari sisi kepemilikan aset, investor institusi masih mendominasi dengan porsi 79,04%. Investor individu menguasai sekitar 20%. Dari sisi asal, investor lokal memegang 62,19% aset, sementara sisanya dimiliki investor asing. Nilai aset yang tercatat di C-BEST mencapai Rp8.927 triliun. Sedangkan nilai Asset Under Management di S-INVEST tercatat sebesar Rp836,87 triliun.
Sepanjang 2025, KSEI mencatat 4.727 distribusi aksi korporasi dengan nilai total Rp407 triliun. Dari jumlah itu, aksi korporasi saham senilai Rp176,41 triliun dan efek beragun utang senilai Rp230,90 triliun.
Penyebaran investor kini semakin merata. Pulau Jawa masih memimpin dengan porsi 70,5% atau sekitar 10 juta investor. Sumatra berada di posisi kedua dengan 14,9%, diikuti Kalimantan hampir 5%, Sulawesi 5% lebih, Maluku 1,23%, serta Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 3,5%.
“Animo dari generasi muda yang membuka rekening pasar modal sangat tinggi. Ini modal kuat bagi optimisme kita ke depan, karena capital market akan semakin maju dan berkembang,” kata Samsul.
Selain mengelola data investor pasar modal, KSEI juga mengadministrasikan single investor ID untuk non-pasar modal. Jika digabungkan, totalnya mencapai 22,4 juta investor atau tumbuh 14% sepanjang 2025.
KSEI juga mencatat jumlah efek yang terdaftar di C-BEST mencapai 3.413 jenis, naik 4% tahun ini. Komposisinya meliputi saham 29%, obligasi pemerintah 2%, obligasi korporasi 25%, term notes 5%, SBSN sekitar 9%, serta sukuk dan instrumen lain 28%.
Produk di S-INVEST juga semakin beragam, mulai dari discretionary fund, capital protective fund, fixed income, equity, money market fund, hingga mixed asset fund.