Kamis, Oktober 9, 2025
30.9 C
Jakarta

Bursa AS Pecah Rekor! Inflasi Turun, The Fed Siap Potong Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali mencatatkan rekor pada penutupan perdagangan hari Selasa (12/8/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (13/8/2025) WIB). Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite sama-sama ditutup di level tertinggi sepanjang masa.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 483,52 poin atau 1,1% ke level 44.458,61. Indeks S&P 500 (SPX) 500 bertambah 72,31 poin atau 1,13% menjadi 6.445,76. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi menguat 296,50 poin atau 1,39% ke posisi 21.681,90.

Sentimen positif datang dari laporan inflasi terbaru yang lebih rendah dari perkiraan. Investor merasa lega karena data ini membuka peluang The Fed akan menurunkan suku bunga bulan depan.

Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,7% secara tahunan pada Juli, sedikit di bawah estimasi Dow Jones yang memprediksi kenaikan 2,8%. Sementara core CPI, yang mengesampingkan harga makanan dan energi yang fluktuatif, naik 3,1%, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi 3%.

“Ini seperti kondisi Goldilocks untuk pasar saham,” kata Tom Hainlin, Kepala Strategi Investasi Nasional di U.S. Bank Asset Management Group.

“Semakin banyak orang memperkirakan penurunan suku bunga pada September. Jadi, suku bunga cenderung turun, laba perusahaan naik — itu lingkungan yang cukup bagus untuk pasar saham secara umum.”

Sektor saham berkapitalisasi kecil mendapat dorongan kuat. Indeks Russell 2000 naik hampir tiga kali lipat dari kenaikan S&P 500, menunjukkan antusiasme investor terhadap saham dengan risiko lebih tinggi yang diuntungkan dari suku bunga jangka pendek yang lebih rendah.

Kenaikan ini terjadi saat pasar juga mencermati perkembangan terbaru soal tarif perdagangan. Presiden Donald Trump mengumumkan perpanjangan jeda kenaikan tarif selama 90 hari untuk produk impor dari China.

Investor selanjutnya akan menunggu laporan indeks harga produsen (PPI) pada Kamis untuk mendapatkan gambaran inflasi grosir. Laporan ini penting menjelang pertemuan tahunan Federal Reserve di Jackson Hole akhir Agustus dan rapat kebijakan bank sentral bulan September.

Penutupan positif Wall Street ini memperkuat harapan pelaku pasar bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar dapat segera dijalankan guna menjaga pertumbuhan ekonomi AS.

Artikel Terkait

Wall Street Cetak Rekor Baru, S&P 500 dan Nasdaq Kompak Menguat di Tengah Shutdown Pemerintah AS

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu...

Saham Eropa Menguat Usai Uni Eropa Rencanakan Pemangkasan Kuota Impor Baja

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa kompak ditutup menguat...

Bursa Asia Bergerak Bervariasi, Saham CF PharmTech Melejit 224% di Hari Pertama Go Public

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru