Selasa, Agustus 26, 2025
27.2 C
Jakarta

3 Saham Ini Auto Disuspensi BEI, Ada Apa?

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan tiga saham pada Senin, 25 Agustus 2025. Langkah ini diambil karena harga saham melonjak tajam dalam waktu singkat.

Tiga saham yang terkena suspensi adalah PT First Media Tbk (KBLV), PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT), dan PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT). Penghentian perdagangan berlaku di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, mengatakan keputusan ini dilakukan sebagai langkah pendinginan pasar. “Penghentian sementara perdagangan dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dengan tujuan memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang dalam pengambilan keputusan investasinya,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (25/8/2025).

Suspensi untuk KBLV dan HBAT berlaku sejak 25 Agustus 2025. Sementara itu, saham BWPT dihentikan sejak sesi I pada hari yang sama dan akan dibuka kembali menunggu pengumuman lebih lanjut dari Bursa. BEI juga mengingatkan investor agar selalu mencermati keterbukaan informasi emiten sebelum menaruh modal.

Pada perdagangan sebelumnya, Jumat 22 Agustus 2025, saham KBLV ditutup di Rp222 per lembar. Harga ini naik Rp6 atau 2,78% dibanding penutupan sehari sebelumnya di Rp216. Saham sempat dibuka di Rp228, menyentuh level tertinggi Rp232, dan terendah Rp202.

Volume transaksi KBLV tercatat 265,75 juta lembar dengan kapitalisasi pasar Rp386,76 miliar. Dalam setahun terakhir, saham ini bergerak di rentang Rp40 hingga Rp236. Sepanjang tahun berjalan, harga tertinggi Rp222 dan terendah Rp53 pada 26 Juni 2025.

Saham HBAT juga mencuri perhatian. Pada 22 Agustus 2025, harga ditutup di Rp136 per lembar, naik Rp12 atau 9,68% dari sehari sebelumnya di Rp124. Sepanjang hari, harga stabil di Rp136 yang sekaligus menjadi level tertinggi dan terendah.

Volume transaksi HBAT tercatat 1.063.100 lembar. Kapitalisasi pasar perusahaan ini mencapai Rp141,54 miliar. Sejak awal tahun, harga saham pernah menyentuh Rp35 pada 2 Januari 2025 dan kini mencatat rekor tertinggi tahun berjalan di Rp136. Dalam setahun, rentang harga HBAT berada di Rp26 hingga Rp136.

Saham BWPT juga mencatat kenaikan. Pada 22 Agustus 2025, harga ditutup di Rp159 per lembar, naik Rp4 atau 2,58% dibanding sehari sebelumnya di Rp155. Saham dibuka di Rp152, dengan level tertinggi Rp167 dan terendah Rp150.

Volume perdagangan BWPT mencapai 1,14 miliar saham. Dalam setahun terakhir, harga bergerak di kisaran Rp50 hingga Rp172. Kapitalisasi pasarnya kini mencapai Rp5,01 triliun.

BEI menegaskan penghentian sementara ini dilakukan demi menjaga perdagangan yang wajar, teratur, dan efisien di pasar modal.

Artikel Terkait

Layman Holdings Jual 1,13% Saham Leyand International (LAPD), Buat Apa?

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Layman Holdings Pte, Ltd , salah...

Perluas Basis Investor Domestik, Segar Kumala Siap Stock Split Jadi Rp25 per Saham

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Segar Kumala Indonesia Tbk...

Awal Pekan, IHSG Berakhir di 7.926,907, Naik 0,87%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Dibuka menguat di 7.921,021, Indeks Harga...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru