STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis pada akhir perdagangan Selasa (9/9/2025) waktu setempat. Sektor pertambangan menjadi penopang utama setelah Anglo American mengumumkan merger dengan perusahaan Kanada, Teck Resources.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang mencakup saham-saham utama di kawasan Eropa, naik 0,06% ke 552,39. CAC 40 di Prancis menguat 0,19% ke 7.749,39. Indeks FTSE MIB Italia menanjak 0,68% ke 42.008,22. FTSE 100 Inggris naik 0,23% ke 9.242,53, sedangkan IBEX 35 Spanyol ditutup menguat 0,14% ke 15.023,90. Hanya indeks DAX Jerman yang melemah 0,37% ke 23.718,45.
Saham Anglo American yang tercatat di London melesat 9% setelah perusahaan setuju bergabung dengan Teck Resources. Saham Teck yang diperdagangkan di Frankfurt juga ikut terbang 14,3%.
Merger ini akan melahirkan Anglo Teck, salah satu dari lima produsen tembaga terbesar dunia. Kantor pusatnya akan berada di Kanada dan sahamnya akan dicatatkan di New York, Toronto, London, serta Johannesburg.
Berdasarkan kesepakatan, pemegang saham Anglo American akan menguasai 62,4% entitas baru, sementara pemegang saham Teck memiliki 37,6%.
“Anglo American dan Teck percaya pembentukan Anglo Teck dalam merger setara akan memberikan manfaat luar biasa dan berkelanjutan bagi Kanada, termasuk menghadirkan juara mineral penting global yang berkantor pusat di Kanada, serta memperkuat kepemimpinan Kanada di panggung dunia,” tulis kedua perusahaan dalam pernyataan bersama.
Selain kabar merger, perhatian investor juga tertuju pada Unilever. Perusahaan ini menjelaskan rencana pemisahan bisnis es krim Magnum. Saham The Magnum Ice Cream Company (TMICC) dijadwalkan melantai di Amsterdam, London, dan New York pada pertengahan November 2025.
Unilever akan tetap memegang sebagian saham TMICC, namun secara bertahap akan melepasnya. Dalam paparan di Capital Markets Day, manajemen menegaskan TMICC akan menjadi perusahaan es krim terbesar di dunia dengan pangsa pasar ritel global 21%. Mulai 2026, penjualan organik diproyeksikan tumbuh 3% hingga 5% per tahun.
Meski begitu, saham Unilever justru melemah 1,77% pada perdagangan hari ini.
Di luar Eropa, pasar Asia-Pasifik ditutup mayoritas menguat, sementara Wall Street bergerak datar setelah Nasdaq mencetak rekor baru sehari sebelumnya.
Kini fokus investor beralih ke rilis data inflasi Amerika Serikat pekan ini. Indeks harga produsen (PPI) untuk Agustus akan diumumkan Rabu pagi waktu setempat, disusul indeks harga konsumen (CPI) pada Kamis. Laporan ini akan jadi pertimbangan penting bagi The Federal Reserve jelang rapat kebijakan pekan depan.