STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup beragam pada akhir perdagangan Selasa (9/9/2025) waktu setempat.
Mengutip CNBC International, indeks Nikkei 225 Jepang sempat mencetak rekor intraday, namun berbalik melemah 0,42% ke posisi 43.459,29. Koreksi terjadi setelah Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya pada Minggu lalu. Indeks Topix juga ikut terkoreksi 0,51% ke level 3.122,12.
“Investor bertaruh pemimpin baru dari Partai Demokrat Liberal bisa meluncurkan stimulus fiskal baru untuk memperkuat ekonomi,” tulis Senior Market Analyst XTB Investing, Hani Abuagla, dalam catatannya.
Analis Julius Baer Asia, Louis Chua, menilai kondisi politik Jepang saat ini justru membuka peluang stabilitas jangka panjang. “Perubahan yang akan datang pada akhirnya memberi stabilitas kebijakan dan politik jangka panjang, serta lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan pasar saham,” ujarnya. Julius Baer bahkan memperkirakan Nikkei bisa tembus 46.000 dalam 12 bulan.
Di pasar valuta asing, yen Jepang menguat 0,2% menjadi 147,22 per US$.
Dari Korea Selatan, indeks Kospi naik 1,26% ke 3.260,05. Indeks Kosdaq juga menambah 0,76% menjadi 824,82. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,52% ke 8.803,5.
Hong Kong menutup perdagangan positif. Indeks Hang Seng naik 1,19% ke 25.938,13 setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak akhir 2021. Sebaliknya, indeks CSI 300 di China daratan tergelincir 0,7% ke 4.436,26, sementara indeks Shanghai turun 0,51% ke 3.807,29.
Pasar Indonesia menjadi sorotan setelah Presiden Prabowo Subianto mendadak mencopot Sri Mulyani Indrawati dari jabatan Menteri Keuangan pada Senin malam. Posisinya digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan sejak 2020, yang langsung dilantik malam itu juga.
Keputusan ini membuat IHSG ambruk 1,82% dan rupiah melemah 1,17% ke level 16.490 per US$.