Kamis, September 11, 2025
29.1 C
Jakarta

Wall Street Cetak Rekor Lagi, S&P 500 Melejit Usai Data Inflasi dan Saham Oracle Naik

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan hari Rabu (10/9/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (11/9/2025) WIB). Indeks S&P 500 mencetak rekor penutupan untuk hari kedua setelah data inflasi wholesale turun di luar perkiraan.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York melemah 220,42 poin atau turun 0,48% menjadi 45.490,92. It, karena saham Apple melemah usai peluncuran iPhone terbaru kurang menarik minat investor. Indeks S&P 500 (SPX) menguat 19,43 poin atau 0,3% ke posisi 6.532,04. Indeks ini sempat menembus 6.555,97, menjadi rekor intraday tertinggi. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, naik tipis  6,57 poin atau 0,03% dan berakhir di 21.886,06.

Optimisme pasar meningkat setelah rilis indeks harga produsen (PPI). Data menunjukkan harga grosir turun 0,1% pada Agustus, berlawanan dengan perkiraan ekonom Dow Jones yang memprediksi naik 0,3%. PPI inti, tidak termasuk makanan dan energi, juga turun 0,1%.

Angka ini dianggap sinyal positif menjelang rilis indeks harga konsumen (CPI) pada Kamis. Ekonom memperkirakan CPI bulanan naik 0,3% dengan inflasi tahunan 2,9% untuk headline dan 3,1% untuk inti.

Sam Stovall, Chief Investment Strategist CFRA Research, mengatakan kepada CNBC, “Dengan PPI mengejutkan ke bawah, ditambah data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan, itu memberi alasan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Mereka ingin memastikan tidak terlalu lambat mengikuti pelemahan tren ekonomi.”

Ia menegaskan, “Langkah itu bisa menyalakan api di pasar antara sekarang hingga akhir tahun.”

Meski S&P 500 mencatat rekor, jumlah saham yang melemah lebih banyak dibandingkan yang naik. Namun, Oracle jadi sorotan setelah harga sahamnya melonjak 36%, kenaikan harian tertinggi sejak 1992.

Lonjakan itu terjadi setelah Oracle melaporkan pendapatan multicloud database dari Amazon, Google, dan Microsoft tumbuh 1.529% pada kuartal terakhir. Kenaikan ini ditopang lonjakan permintaan server AI. Investor juga optimistis dengan target Oracle yang memproyeksikan pendapatan infrastruktur cloud mencapai US$144 miliar pada tahun fiskal 2030, jauh melesat dari US$10,3 miliar pada 2025.

Saham teknologi lain ikut menguat. Nvidia naik 3,9% dan AMD bertambah 2,4%. Tren ini menunjukkan investor kembali agresif memburu saham berbasis AI.

Artikel Terkait

Bursa Eropa Bergerak Tipis, Inditex Pemilik Zara Naik 7% di Tengah Sentimen Inflasi AS

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada...

Bursa Asia Kompak Menguat, Kospi dan Straits Times Catat Rekor Baru

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menghijau pada...

Wall Street Pecah Rekor Lagi, Investor Waspada Data Inflasi dan Lapangan Kerja

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street mencetak rekor baru pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru