Kamis, September 11, 2025
29.1 C
Jakarta

Bursa Eropa Bergerak Tipis, Inditex Pemilik Zara Naik 7% di Tengah Sentimen Inflasi AS

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (10/9/2025) waktu setempat. Investor masih menimbang rilis data inflasi Amerika Serikat, laporan kinerja emiten, hingga perkembangan perdagangan global.

Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang mencakup saham-saham utama di kawasan Eropa, turun tipis 0,02% ke level 552,29. DAX Jerman melemah 0,36% menjadi 23.632,95, sedangkan FTSE 100 di London turun 0,19% ke 9.225,39. Di sisi lain, CAC 40 Prancis naik 0,15% ke 7.761,32, meski negara itu tengah menghadapi gelombang protes saat perdana menteri baru dilantik.

Sementara itu, FTSE MIB Italia menguat 0,12% ke 42.059,74 dan IBEX 35 Spanyol melonjak 1,29% menjadi 15.217,50.

Pasar Eropa bergerak lesu meski Wall Street mencatatkan rekor baru. S&P 500 ditutup di level tertinggi setelah inflasi produsen AS turun di bawah perkiraan. Kondisi ini memperkuat harapan Federal Reserve segera menurunkan suku bunga bulan ini.

Ekspektasi bahkan mengarah pada pemangkasan lebih dalam, bukan hanya 25 basis poin, setelah data pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Dari sisi emiten, saham Novo Nordisk menguat 3,7% setelah mengumumkan rencana memangkas sekitar 9.000 karyawan. Langkah efisiensi ini langsung mendapat respons positif dari investor.

Sorotan terbesar datang dari Inditex, pemilik merek Zara, yang meroket 6,5% usai merilis laporan kinerja semester pertama. Meski penjualan kuartal II lebih lemah dari perkiraan, perusahaan menyatakan koleksi musim gugur-musim dingin mendapat sambutan positif. Penjualan dalam mata uang konstan pada 1 Agustus hingga 7 September naik 9% dibanding tahun lalu.

“Momentum membaik signifikan di lima minggu pertama kuartal ketiga,” tulis analis Citi dalam catatan kepada klien. Mereka menilai kinerja Inditex menunjukkan percepatan yang berarti.

Selain itu, investor Eropa ikut mencermati laporan yang menyebut Presiden AS Donald Trump meminta Uni Eropa mengenakan tarif hingga 100% terhadap China dan India terkait pembelian minyak Rusia. Langkah ini dinilai bisa menekan Moskow, namun berpotensi memicu ketegangan baru dalam perdagangan global.

Artikel Terkait

Wall Street Cetak Rekor Lagi, S&P 500 Melejit Usai Data Inflasi dan Saham Oracle Naik

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan...

Bursa Asia Kompak Menguat, Kospi dan Straits Times Catat Rekor Baru

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menghijau pada...

Wall Street Pecah Rekor Lagi, Investor Waspada Data Inflasi dan Lapangan Kerja

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street mencetak rekor baru pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru