STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan hari Jumat (12/9/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (13/9/2025) WIB). Nasdaq kembali menembus rekor penutupan tertinggi, sementara S&P 500 nyaris tak bergerak dan Dow Jones justru melemah.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York turun 273,78 poin atau 0,59% menjadi 45.834,22. Sehari sebelumnya indeks ini sempat menembus 46.000 untuk pertama kalinya.
Indeks S&P 500 (SPX) terkoreksi 3,18 poin atau 0,05% ke posisi 6.584,29. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, naik 98,03 poin atau 0,45% mencapai 22.141,10 berkat lonjakan saham Tesla.
Dalam sepekan, ketiga indeks utama tetap membukukan keuntungan. S&P 500 menguat 1,6% dan menjadi pekan terbaik sejak awal Agustus sekaligus minggu positif kelima dari enam pekan terakhir. Nasdaq melompat 2% dan memperpanjang tren positif dua pekan beruntun. Dow Jones ikut naik 1% dan mencatat pekan positif pertama dalam tiga minggu.
Perhatian investor kini tertuju pada keputusan Federal Reserve yang akan diumumkan 17 September. Pasar berjangka memprediksi hampir pasti The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25%.
Bill Northey, Investment Director U.S. Bank Wealth Management, menilai data ekonomi terbaru memberi alasan kuat untuk langkah tersebut. “Klaim pengangguran mingguan menunjukkan lonjakan tak terduga ke level tertinggi sejak Oktober 2021. Data itu, ditambah revisi penurunan pertumbuhan pekerjaan, semakin menegaskan pasar tenaga kerja yang melambat dan inflasi yang tetap terkendali. Itu benar-benar membuka jalan untuk pemangkasan pekan depan,” ujarnya kepada CNBC.
Northey menambahkan, “Ini adalah The Fed yang enggan mengejutkan pasar. Karena ekspektasi sudah terkunci pada pemangkasan 25 basis poin, kami pikir mereka akan menepatinya.”
Ia juga menekankan arti penting konferensi pers dan ringkasan proyeksi ekonomi yang akan diumumkan bersamaan dengan keputusan The Fed. “Investor akan mendapat kejelasan lebih soal pandangan bank sentral terkait pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan posisi kebijakan moneter ke depan. Semua elemen itu sangat memengaruhi arah suku bunga jangka panjang. Pertemuan tengah pekan depan akan sangat sarat informasi,” kata Northey.