STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mendeteksi aktivitas perdagangan yang tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA) pada tiga saham. Ketiga saham tersebut yakni PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), dan PT Mahaka Media Tbk (ABBA).
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menyampaikan pengumuman UMA diterbitkan sebagai langkah perlindungan bagi investor atas lonjakan harga yang terjadi di luar kebiasaan.
“Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut,” ujar Yulianto Aji Sadono, dikutip Kamis (9/10/2025).
Ia menegaskan pengumuman UMA tidak serta merta menandakan adanya pelanggaran terhadap peraturan di bidang pasar modal.
Untuk saham YPAS, BEI mencatat kenaikan harga yang signifikan setelah informasi terakhir yang dirilis pada 7 Oktober 2025 mengenai penjelasan atas volatilitas transaksi.
Sementara itu, saham NIKL juga masuk daftar pengawasan setelah mengalami kenaikan harga mencolok. Informasi terakhir terkait perusahaan ini adalah laporan bulanan registrasi pemegang efek yang diterbitkan pada 7 Oktober 2025.
Adapun saham ABBA terpantau melonjak tidak wajar dengan referensi pada informasi yang disampaikan perseroan tanggal 26 September 2025 terkait volatilitas transaksi sahamnya.
BEI mengimbau seluruh investor untuk mencermati jawaban perusahaan atas permintaan konfirmasi dari bursa dan memperhatikan keterbukaan informasi sebelum mengambil keputusan investasi.
Investor juga diminta mengkaji kembali rencana aksi korporasi yang belum mendapat persetujuan RUPS serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat muncul ke depan.
Harga Saham
Saham YPAS melonjak pada perdagangan Rabu (8/10/2025). Harga sahamnya naik 9,82% atau 55 poin ke level Rp615 per saham. Sejak dibuka di harga Rp560, YPAS langsung menyentuh level tertinggi di Rp615 yang juga menjadi titik terendah pada hari yang sama. Volume transaksi tercatat sebanyak 103.000 saham.
Kenaikan ini membuat YPAS mencetak rekor tertinggi sepanjang tahun di Rp615, sementara posisi terendahnya tercatat di Rp268 pada 3 Februari 2025. Dalam setahun terakhir, harga YPAS bergerak di kisaran Rp238 hingga Rp615. Dengan harga terbaru itu, kapitalisasi pasarnya kini sekitar Rp410,82 miliar.
Saham NIKL juga aktif diperdagangkan pada hari yang sama. Harga sahamnya ditutup naik 1,29% atau 6 poin ke level Rp472 per lembar dari penutupan sebelumnya di Rp466. Sepanjang perdagangan, NIKL sempat dibuka di Rp545 dan menyentuh level tertinggi di Rp580. Namun tekanan jual membuat harganya sempat turun hingga Rp450 sebelum akhirnya menguat di akhir sesi.
Volume transaksi tercatat cukup besar, mencapai 105,53 juta saham. Dengan pergerakan ini, kapitalisasi pasar NIKL kini sekitar Rp1,19 triliun. Sepanjang tahun berjalan, harga tertingginya tercatat di Rp472, sementara posisi terendah berada di Rp193 pada 24 Maret 2025. Dalam 52 minggu terakhir, NIKL bergerak di rentang Rp181 hingga Rp580.
Saham ABBA juga melesat di perdagangan Rabu (8/10/2025). Harganya naik 9,88% ke level Rp89 per saham dari penutupan sebelumnya di Rp81. Sejak dibuka di Rp81, saham ABBA langsung menembus level tertinggi di Rp89 yang juga menjadi harga terendah pada hari itu, menandakan pergerakan hanya terjadi di satu titik.
Volume transaksi tercatat tinggi, mencapai 30,75 juta saham. Kenaikan harga ini membuat kapitalisasi pasar ABBA naik menjadi sekitar Rp350,29 miliar. Dalam setahun terakhir, saham ABBA bergerak di kisaran Rp16 hingga Rp89 per saham. Level Rp89 yang dicapai hari ini juga menjadi harga tertinggi sepanjang tahun berjalan.