STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street menguat tajam pada perdagangan Senin (13/10/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (14/10/2025) WIB. Pasar saham Amerika Serikat (AS) ini bangkit setelah aksi jual besar-besaran pekan lalu. Kenaikan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump memberi sinyal hubungan dagang dengan China masih bisa terkendali.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York ditutup naik 587,98 poin atau 1,29% ke posisi 46.067,58. Kenaikan DJIA ini berhasil menutup sekitar 67% dari kerugian Jumat lalu. Indeks S&P 500 (SPX) juga menguat 102,21 poin atau 1,56% menjadi 6.654,72. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melonjak 490,18 poin atau 2,21% ke 22.694,61.
Saham Oracle naik lebih dari 5%, Nvidia menguat hampir 3%, dan Broadcom melonjak mendekati 10% setelah resmi mengumumkan kemitraan dengan OpenAI.
Kenaikan ini terjadi setelah pernyataan Trump di platform Truth Social pada Minggu (12/10). Ia menenangkan investor dengan menyebut hubungan perdagangan dengan China akan baik-baik saja. “Jangan khawatir soal China, semuanya akan baik-baik saja! Presiden Xi hanya sedang mengalami masa sulit. AS ingin membantu China, bukan menyakitinya,” tulis Trump.
Pernyataan tersebut menjadi sinyal pelunakan setelah sebelumnya Trump mengancam menaikkan tarif impor terhadap produk asal China hingga 100%. Ancaman itu sempat memicu gejolak di pasar saham global dan menghapus nilai pasar hingga US$2 triliun pada Jumat lalu.
Wakil Presiden JD Vance juga menyuarakan nada serupa dalam wawancara dengan Fox News. Ia mengatakan AS siap bernegosiasi jika China mau bersikap rasional, meski menegaskan AS memiliki posisi tawar yang lebih kuat.
Menurut Tobin Marcus, Kepala Kebijakan AS di Wolfe Research, ketegangan antara kedua negara memang belum hilang, namun komentar Trump membuat pasar lebih tenang. “Trump tampaknya ingin memberi sinyal kepada investor untuk membeli di saat harga turun, dan melihat pola pasar tahun ini, tampaknya mereka akan menyambut ajakan itu,” ujarnya.
Rebound di Wall Street kali ini tergolong luas. Hampir 80% saham di indeks S&P 500 ditutup menguat. Saham berkapitalisasi kecil yang tergabung dalam Russell 2000 juga melonjak 2,8% setelah anjlok 3% pada akhir pekan lalu.
Sektor teknologi menjadi penggerak utama pemulihan. Banyak perusahaan di sektor ini bergantung pada pasokan logam tanah jarang dari China untuk produksi semikonduktor dan kendaraan listrik.
Namun, pasar masih dibayangi sejumlah risiko. Pemerintah AS masih menghadapi penutupan sebagian operasional (government shutdown) dengan tenggat pembayaran gaji yang kian dekat pada 15 Oktober.
Selain itu, pekan ini juga menandai dimulainya musim laporan keuangan. Sejumlah bank besar seperti Citigroup, Goldman Sachs, Wells Fargo, JPMorgan Chase, Bank of America, dan Morgan Stanley dijadwalkan merilis kinerja kuartalan mereka pada Selasa dan Rabu.
Pasar obligasi AS tutup pada Senin karena libur Columbus Day, namun investor diperkirakan akan kembali fokus pada data ekonomi dan hasil laporan keuangan korporasi untuk melihat arah pasar selanjutnya.