STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa kompak melemah pada Selasa (14/10/2025) waktu setempat. Pasar tergelincir ke posisi terendah dalam dua pekan terakhir akibat kekhawatiran baru soal tensi dagang antara Amerika Serikat dan China.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang berisi saham-saham unggulan di kawasan Eropa turun 0,37% ke 564,54. Indeks DAX Jerman merosot 0,62% ke 24.236,94, CAC 40 Prancis terkoreksi 0,18% ke 7.919,62, dan FTSE MIB Italia melemah 0,22% ke 42.075,66. Hanya FTSE 100 Inggris yang sedikit naik 0,10% ke 9.452,77.
Sektor otomotif menjadi pemberat utama setelah saham Michelin ambruk hampir 9%. Produsen ban asal Prancis itu memangkas proyeksi kinerja tahunannya karena kondisi bisnis global yang kian menantang. Michelin mencatat penurunan penjualan di Amerika Utara hingga mendekati 10% akibat tekanan tarif dan pelemahan dolar AS.
“Meskipun volume tahunan tumbuh, kondisi bisnis yang kacau dan ketidakpastian permintaan masih membebani kinerja,” tulis Michelin dalam pernyataannya.
Deutsche Bank ikut menekan saham Michelin setelah memangkas target harganya sebesar 16,2%. “Pemangkasan prospek 2025 memang sudah diperkirakan, tapi skalanya ternyata jauh lebih besar dari ekspektasi pasar,” ujar analis Deutsche Bank, Christoph Laskawi.
Saham-saham pertambangan juga tak luput dari tekanan. Indeks Stoxx Basic Resources turun 1,7% setelah sempat jatuh lebih dalam di awal perdagangan.
Di sisi lain, saham Ericsson justru melesat 18% usai laporan keuangan kuartal III melampaui ekspektasi. Laba bersih raksasa telekomunikasi asal Swedia itu melonjak 191% menjadi 11,3 miliar krona Swedia atau sekitar US$1,2 miliar.
“Pada kuartal ketiga, kami berhasil menstabilkan margin di level jangka panjang baru berkat eksekusi operasional yang kuat dalam beberapa tahun terakhir,” kata CEO Ericsson, Börje Ekholm, dalam pernyataannya.
Sementara itu, saham BP melemah 1,3% setelah perusahaan migas asal Inggris tersebut mengumumkan potensi kerugian hingga US$500 juta akibat penurunan nilai aset di kuartal ketiga.
Di pasar valuta, poundsterling turun 0,4% terhadap dolar AS dan 0,1% terhadap euro. Data dari Office for National Statistics Inggris menunjukkan tingkat pengangguran naik menjadi 4,8% pada tiga bulan hingga Agustus, lebih tinggi dari perkiraan 4,7%.
Investor kini menunggu hasil pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Washington yang akan membahas prospek ekonomi global dan tantangan perdagangan internasional di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China.