Rabu, Oktober 29, 2025
28.5 C
Jakarta

Dolar AS Menguat, Yen Jepang Terpuruk Usai Sanae Takaichi Jadi Perdana Menteri

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada akhir perdagangan Selasa (21/10/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (22/10/2025) WIB. Sebaliknya, yen Jepang melemah ke posisi terendah dalam sepekan setelah Sanae Takaichi resmi terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang menggantikan Fumio Kishida.

Mengutip CNBC International, Takaichi menjadi perempuan pertama yang memimpin Jepang. Ia terpilih lewat pemungutan suara di parlemen setelah mendapat dukungan dari Partai Ishin yang berhaluan kanan. Meski hasil pemilihan ini sudah diperkirakan pasar, arah kebijakan ekonomi Takaichi tetap menjadi perhatian utama investor.

Yen turun 0,76% ke level 151,895 per dolar AS setelah sempat menyentuh titik terendah sejak 14 Oktober. Ini menjadi penurunan harian terbesar dalam dua minggu terakhir. Mata uang Jepang itu juga merosot terhadap euro dan poundsterling.

Media lokal melaporkan Takaichi berencana menunjuk Satsuki Katayama, mantan Menteri Revitalisasi Regional, sebagai Menteri Keuangan. Dalam wawancara dengan Reuters pada Maret lalu, Katayama sempat menyampaikan pandangannya yang mendukung penguatan yen.

“Pemerintah baru akan tetap menempatkan inflasi dan daya beli rumah tangga sebagai isu penting untuk menjaga dukungan publik,” ujar Volkmar Baur, Analis FX & Komoditas di Commerzbank.
“Karena itu, pemerintahan baru kecil kemungkinan akan mendukung pelemahan yen,” tambahnya.

Meski begitu, dukungan Takaichi terhadap stimulus fiskal dan kebijakan moneter longgar membuat pasar lebih berhati-hati. Kebijakan ini juga bisa menyulitkan langkah Bank of Japan dalam menaikkan suku bunga.

“Dari sisi politik, mungkin ada pertimbangan untuk menunda pengetatan moneter sampai kebijakan fiskal mulai berdampak. Bank of Japan kini berada di posisi serba sulit,” kata Kepala Ekonom Asia HSBC, Fred Neumann.

Sementara itu, pergerakan mata uang lain di pasar global relatif stabil. Sentimen positif muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan optimisme bisa mencapai kesepakatan dagang dengan Presiden China Xi Jinping. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, juga menyebut penutupan sebagian pemerintahan AS yang sudah berlangsung 20 hari kemungkinan berakhir pekan ini.

Kekhawatiran terhadap risiko kredit di sektor perbankan AS mulai berkurang. Kondisi ini ikut mendorong penguatan dolar AS. Indeks dolar, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,312% ke posisi 98,921 — level tertinggi dalam enam hari terakhir.

Di sisi lain, euro turun 0,3% ke US$1,161 meski ketidakpastian politik di Prancis mulai mereda. Poundsterling juga melemah terhadap dolar AS, walau data terbaru menunjukkan utang Inggris pada paruh pertama tahun fiskal ini menjadi yang tertinggi sejak masa pandemi. Pelaku pasar menilai kebijakan anggaran ketat yang akan diumumkan bulan depan sudah masuk dalam perhitungan harga.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Laba Lautan Luas  (LTLS) Turun 34,4% di Kuartal III 2025, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Pendapatan bersih  PT Lautan LuasTbk (LTLS)...

Laba DGWG Naik 12,1%, Penjualan Tembus Rp2,6 Triliun di Kuartal III 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG)...

Dari Rugi ke Untung: Bukalapak Cetak Laba Rp2,4 Triliun di Kuartal III 2025!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatat kinerja...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru