STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia anjlok di bawah US$4.000 per ons pada penutupan perdagangan Senin (27/10/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (28/10/2025) WIB. Ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang mulai mereda membuat minat investor terhadap aset aman seperti emas ikut turun menjelang keputusan suku bunga The Federal Reserve pekan ini.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot turun 2,7% menjadi US$4.002,29 per ons pada pukul 17.45 GMT. Sebelumnya, harga sempat jatuh hingga menyentuh US$3.970,81 per ons — posisi terendah sejak 10 Oktober.
“Kesepakatan dagang potensial antara AS dan China membuat kebutuhan akan aset aman seperti emas berkurang,” kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures.
Emas sempat mencetak rekor tertinggi di US$4.381,21 per ons pada 20 Oktober lalu. Namun logam mulia ini melemah 3,2% sepanjang pekan sebelumnya seiring mencairnya hubungan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu.
Pada Minggu, negosiator dari kedua negara menyusun kerangka kesepakatan untuk menunda penerapan tarif impor baru oleh Washington dan menangguhkan pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Beijing. Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan bertemu Kamis mendatang untuk membahas lebih lanjut rencana perjanjian perdagangan tersebut.
Selain faktor geopolitik, tekanan teknikal juga menekan harga emas. “Penurunan lanjutan terjadi karena ketegangan perdagangan yang sebelumnya mendorong harga dari US$3.800 ke US$4.400 selama tiga minggu pertama Oktober mulai mereda,” ujar Jeffrey Christian, Managing Partner CPM Group.
Pelaku pasar kini menunggu keputusan The Fed yang diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 0,25 poin persentase pada Rabu. Probabilitas pemangkasan tersebut mencapai 97%.
Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas biasanya menguat saat suku bunga rendah karena biaya peluang memegang logam mulia ini jadi lebih kecil.
Sebagian analis masih percaya harga emas bisa kembali naik dan menembus US$5.000 per ons dalam jangka menengah. Namun ada juga yang menilai reli besar belakangan ini sulit dipertahankan.
Lembaga riset Capital Economics memangkas proyeksi harga emas menjadi US$3.500 per ons pada akhir 2026. “Kenaikan harga 25% sejak Agustus jauh lebih sulit dijustifikasi dibandingkan pergerakan sebelumnya selama reli emas,” tulis lembaga tersebut dalam laporannya.
Di pasar logam mulia lainnya, spot silver turun 4,8% menjadi US$46,28 per ons. Platinum melemah 1,1% ke US$1.587,92, sementara palladium terkoreksi 2,6% menjadi US$1.391,34 per ons.
