STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat Unusual Market Activity (UMA) atau aktivitas pasar yang di luar kebiasaan pada dua saham. Kedua saham tersebut yaitu PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA). Fenomena ini memicu perhatian investor karena pergerakan harga dan pola transaksi saham kedua perusahaan ini tidak biasa.
“Dalam rangka perlindungan Investor, dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity),” ujar Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, melalui keterbukaan informasi, dikutip Selasa (28/10/2025).
Informasi terakhir BRRC yang tercatat di Bursa adalah perihal pencatatan saham pada 24 Oktober 2025. Sebelumnya, BEI pernah mengumumkan beberapa pengawasan terhadap saham ini, antara lain: suspensi perdagangan pada 30–31 Januari 2025, suspensi cooling down pada 20 Januari 2025, dan UMA pada 16 Januari 2025.
Yulianto menjelaskan, BEI saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi BRRC. Investor diimbau untuk memperhatikan jawaban perusahaan atas konfirmasi Bursa, mencermati kinerja dan keterbukaan informasi, mengkaji rencana corporate action yang belum disetujui RUPS, serta mempertimbangkan kemungkinan risiko sebelum mengambil keputusan investasi.
Selain BRRC, saham STAA juga tercatat mengalami pola transaksi tidak wajar. “Dalam rangka perlindungan Investor, dengan ini kami menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada saham PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity),” imbuhnya.
Informasi terakhir STAA adalah laporan keuangan interim tidak diaudit yang dipublikasikan pada 27 Oktober 2025. Sebelumnya, Bursa telah menyebarkan pengumuman UMA pada saham STAA pada 15 Oktober, 25 Juli, 24 April, dan 23 Januari 2025.
Bursa menekankan bahwa pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan pasar modal. Namun, investor tetap harus mencermati jawaban perusahaan atas konfirmasi Bursa, memantau kinerja dan keterbukaan informasi, mengkaji rencana corporate action yang belum disetujui RUPS, dan mempertimbangkan risiko sebelum membuat keputusan investasi.
Harga Saham
Pada penutupan perdagangan Senin, (27/10/2025) saham BBRC berakhir di level Rp151 per saham, naik Rp39 atau 34,82% dari posisi sebelumnya di Rp112 pada 24 Oktober 2025. Sepanjang perdagangan, harga saham BBRC sempat menyentuh level tertinggi di Rp151 dan terendah di Rp120 dengan volume transaksi mencapai 165,99 juta saham. Kapitalisasi pasar BBRC tercatat sebesar Rp146,69 miliar.
Secara tahunan, saham BBRC bergerak di kisaran Rp50 hingga Rp326. Sepanjang 2025, harga tertinggi tercatat di Rp294 pada 13 Januari, sedangkan terendah di Rp50 pada 4 Maret.
Berbeda dengan BBRC, saham STAA justru mengalami tekanan jual. Harga saham STAA ditutup di level Rp1.455, turun Rp90 atau 5,83% dibanding penutupan sebelumnya di Rp1.545. Pada perdagangan hari itu, saham STAA sempat dibuka di Rp1.570, menyentuh level tertinggi Rp1.700, dan terendah Rp1.450 dengan volume transaksi sebanyak 32,7 juta saham.
Kapitalisasi pasar STAA tercatat sebesar Rp15,86 triliun. Dalam setahun terakhir, harga saham STAA bergerak di rentang Rp740 hingga Rp1.965. Harga tertinggi tahun ini sempat menyentuh Rp1.895 pada 22 Oktober, sedangkan terendah di Rp755 pada 23 Juni 2025.
