STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat masih ada tiga perusahaan besar yang berpotensi melantai di pasar modal lewat skema Lighthouse IPO hingga akhir 2025. Tiga calon emiten tersebut berasal dari sektor perbankan, infrastruktur, dan pertambangan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan pihaknya terus mendorong peningkatan jumlah Lighthouse IPO sebagai bagian dari upaya menjaga kualitas emiten yang masuk ke bursa. “Terkait dengan pertanyaan Lighthouse IPO, kita punya target lima, target Lighthouse IPO di tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa kita sangat peduli selain kuantitas juga kualitas,” ujarnya, dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Menurut Nyoman, kualitas perusahaan yang melantai di bursa tercermin dari besarnya kapitalisasi pasar dan tingkat free float-nya. “Kualitas ditunjukkan oleh sizeable IPO, Lighthouse IPO, apa kriterianya. Pertama tentu market capitalization lebih dari Rp3 triliun. Kemudian kita masuk ke pre-float dan juga dari konteks berapa proxitnya,” katanya.
Ia mengungkapkan hingga saat ini sudah ada lima perusahaan yang resmi melantai sebagai Lighthouse IPO. “Di tahun ini setelah mencapai lima tadi yang sudah tercatat ada tiga sebetulnya Lighthouse IPO yang ada di pipeline kita dan sedang dalam proses. Yang satu dari banking sektor, kemudian yang satu lagi infrastructure, dan satu lagi dari mining,” jelasnya.
Ketiga perusahaan besar tersebut diharapkan bisa tercatat di bursa sebelum akhir 2025. “Jadi ini kita harapkan nanti akan dapat tercatat di tahun 2025 ini. Target lima sudah tercapai. Ada tiga tambahan di pipeline yang termasuk Lighthouse IPO,” ucap Nyoman.
Sejauh ini, BEI telah mencatat lima perusahaan yang berhasil masuk kategori Lighthouse IPO, yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), PT Catur Dharma Indera Analitika Tbk (CDIA), dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS).
Nyoman menegaskan BEI bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan berbagai upaya agar semakin banyak perusahaan besar tertarik untuk go public. “Teman-teman sekalian, pertanyaan yang menarik adalah bagaimana kita upaya dari BEI, SRO berserta supervisi dari OJK untuk meningkatkan jumlah Lighthouse IPO. Kami dengan institusi yang independen tahun yang lalu sudah melaksanakan survei. Kita laksanakan kepada owner yang saat ini memiliki perusahaan namun belum tercatat di BEI,” ungkapnya.
BEI juga telah melakukan survei independen kepada para pemilik perusahaan untuk mengetahui kebutuhan dan kendala mereka sebelum melantai di pasar modal. “Nah kita berdiskusi dengan mereka, survei kita lakukan secara independen untuk mendapatkan feedback hal-hal yang mereka butuhkan sehingga lebih atraktif masuk ke pasar modal,” lanjut Nyoman.
Hasil survei tersebut kini hampir selesai dan akan digunakan untuk merumuskan kebijakan yang bisa mendorong lebih banyak perusahaan besar masuk ke bursa. “Report hampir selesai dan ini akan kita gunakan untuk memberikan solusi yang terbaik kepada semua stakeholder. Kira-kira apa hal-hal yang dibutuhkan termasuk kebijakan kita akan bertemu dengan decision makers yang terkait sehingga harapan kami adalah akan dapat menjawab apa needs dari para entrepreneur lighthouse IPO potensial dan kita berikan solusi ini sehingga mereka nyaman masuk ke pasar modal,” jelasnya.
Menurut Nyoman, langkah ini menjadi bagian dari upaya BEI untuk memperkuat ekosistem pasar modal nasional dan menjawab kebutuhan seluruh pemangku kepentingan. “Ini adalah bagian kita untuk menjawab apa needs dari stakeholder kita,” tegasnya.
Hingga 24 Oktober 2025, BEI mencatat 955 saham perusahaan tercatat dengan penambahan 23 saham baru sepanjang tahun ini. Total penghimpunan dana dari seluruh efek mencapai Rp202,6 triliun, di mana sebagian berasal dari Lighthouse IPO.
Nyoman optimistis target lima Lighthouse IPO di 2025 tercapai, bahkan bisa bertambah dengan tiga calon emiten baru di pipeline. “Tentu di tahun 2025 mudah-mudahan tadi saya sudah sampaikan sudah tercapai lighthouse, ke depan itu akan meningkatkan atraktifness perusahaan-perusahaan besar masuk ke pasar modal,” tutupnya.
