Jumat, November 7, 2025
30.6 C
Jakarta

Lighthouse IPO Melesat, BEI Masih Tunggu BUMN Ramaikan Bursa

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan hingga saat ini belum ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak usahanya yang masuk dalam pipeline penawaran umum perdana saham atau initial public offering  (IPO).

Padahal, BEI sangat mengharapkan lebih banyak perusahaan pelat merah dan keturunanya yang melantai di bursa. Pasalnya, semakin banyak suplai IPO dari BUMN Group diyakini mampu membantu meningkatkan kapitalisasi pasar modal agar bisa sebanding dengan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, pernah mengatakan bahwa pasar modal akan tumbuh lebih kuat jika perusahaan dengan kapitalisasi besar ikut tercatat di bursa. “Dari sisi suplai tentu saja kita berharap makin banyak perusahaan-perusahaan dengan market kapitalisasi yang besar listing di bursa,” ujar Iman usai RUPS BEI di Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Iman menyoroti belum adanya BUMN maupun anak usahanya yang IPO dalam dua tahun terakhir. “Kita mesti lihat dua tahun terakhir ini tidak ada BUMN maupun anak perusahaan BUMN yang listing di bursa. Jadi kita masih lihat banyak potensi atas perusahaan-perusahaan BUMN untuk listing di Bursa Efek,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan saat ini terdapat sekitar 13 perusahaan dalam pipeline IPO. Dari jumlah itu, tiga di antaranya merupakan calon emiten yang masuk dalam kategori lighthouse IPO. Ketiganya berasal dari sektor keuangan, infrastruktur, dan pertambangan.

Program Lighthouse IPO merupakan inisiatif BEI untuk menarik perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar agar melantai di bursa. Perusahaan yang masuk kategori ini memiliki kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun. Selain itu, calon emiten juga punya free float 15% atau nilai kapitalisasi pasar free float lebih dari Rp700 miliar.

“Terkait IPO BUMN, kita menjalin hubungan harmonis dengan Kementerian BUMN yang sebelumnya, dan sekarang dengan Danantara. Harapan Bursa, ada lighthouse-lighthouse yang nanti berasal dari State Owned Enterprise. Saat ini memang belum ada, tapi kami yakin ke depan kontribusi dari BUMN akan membantu pendalaman pasar modal Indonesia,” ujar Nyoman.

Ia menyebutkan tren global menunjukkan penurunan jumlah perusahaan tercatat di bursa. Namun di Indonesia, jumlahnya justru tumbuh sekitar 1%. “Yang menarik di BEI, dari sisi jumlah memang turun, tapi average fundraising-nya meningkat. Lighthouse IPO yang kategori besar meningkat,” jelasnya.

Nyoman menambahkan BEI menargetkan lima lighthouse IPO tahun ini, dan target itu sudah tercapai pada November 2025. Bahkan ada tiga tambahan lighthouse IPO yang sedang disiapkan. “Artinya, kita lihat IPO berukuran besar terus meningkat. Ini diharapkan memperkuat pendalaman pasar dan meningkatkan kepercayaan global,” ungkapnya.

Adapun lima perusahaan yang resmi melantai sebagai Lighthouse IPO, yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), PT Catur Dharma Indera Analitika Tbk (CDIA), dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS).

Selain IPO saham, BEI juga menargetkan total 340 instrumen pasar modal pada 2025 yang mencakup saham, structured products, dan obligasi. “Saat ini sudah tercapai hampir 140% per November ini. Tahun depan angkanya menarik, dari 340 menjadi 555,” kata Nyoman.

Tahun depan, BEI menargetkan pencatatan 50 saham baru. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan target tahun ini yang mencapai 45 IPO saham. Adapun hingga 5 November  2025, realisasi IPO saham  baru mencapai 24 perusahaan.

Menurutnya, peningkatan tersebut menunjukkan optimisme terhadap perekonomian Indonesia. “Investor meningkat hampir 30%. Supply side tetap tumbuh, dan IHSG bisa dipertahankan di level 8.000. Demand side dari investor juga tumbuh,” jelasnya.

Nyoman menegaskan keseimbangan antara sisi suplai dan permintaan membuat pasar modal tetap dinamis dan stabil. “Antara supply side dan demand side bergerak harmonis. Itu yang kita harapkan memperkuat kepercayaan bahwa pasar kita terus bertumbuh,” tutupnya.

- Advertisement -

Artikel Terkait

IHSG Naik 0,69% Dekati Level Baru 8.400 Diungkit Sederet Saham Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Dibuka menguat di 8.346,575, Indeks Harga Saham Gabungan...

Petrosea (PTRO) Raih Kontrak Proyek EPCIC Lapangan Hidayah Petronas Senilai Rp156 Miliar

STOCKWAT.ID (JAKARTA) - PT Petrosea (PTRO) melalui, PT Hafar...

Cita Mineral (CITA) Teken Perjanjian Kredit US$100 Juta, Buat Apa

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) -  Manajemen PT Cita Mineral Investindo Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru