STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 394.295.095 unit saham. Jumlah tersebut sekitar 10% dari saham disetor Perseroan setelah pelaksanaan PMTHMETD.
Berdasarkan prospektus PMTHMETD yang diumumkan, Selasa 11 November 2025, rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau PMTHMETD akan dimintakan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) MUTU pada 18 Desember 2025.
PMTHMETD dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan serta mendukung implementasi rencana pengembangan strategis tahun 2026 yang berfokus pada ekspansi laboratorium dan layanan halal, peningkatan kapasitas inspeksi dan sertifikasi.
Pelaksanaan PMTHMETD ini diharapkan dapat mempercepat realisasi program ekspansi dan memperkuat posisi Mutuagung (MUTU) sebagai lembaga Testing, Inspection, and Certification (TIC) terdepan dengan keunggulan kompetitif.
Selain itu, Pelaksanaan PMTHMETD akan meningkatkan dan memperkuat struktur permodalan dan keuangan Perseroan, memberikan dana tambahan bagi Perseroan untuk mendukung pengembangan kegiatan usaha Perseroan dan entitas anak, termasuk namun tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhan tambahan biaya modal dan biaya operasi.
Bahkan jumlah saham beredar Perseroan akan bertambah, sehingga akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan. Di sisi lain, Perseroan dapat mengundang investor strategis yang berminat menginvestasikan modalnya dalam Perseroan agar dapat memberikan nilai tambah bagi Perseroan.
Seluruh dana yang diperoleh dari rencana PMTHMETD digunakan untuk meningkatkan kapasitas layanan, memperluas segmen bisnis (halal, toksikologi, dan laboratorium pangan), serta memperkuat daya saing dan keberlanjutan usaha Perseroan beserta entitas anak Perseroan.
Rinciannya adalah, sebesar 50% dialokasikan buat Capex yang akan digunakan Perseroan untuk pengembangan fasilitas dan kapasitas layanan Laboratorium.
Sebesar 33% dialokasikan untuk Opex dan akan digunakan untuk penguatan operasional dan peningkatan kompetensi dalam mendukung pengembangan serta implementasi layanan baru berupa pengembangan skema TKDN, perolehan lisensi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dan pengembangan SDM.
Sedangkan sisanya sebesar 17% akan dialokasikan Perseroan untuk cadangan modal kerja dalam upaya mitigasi terhadap risiko likuiditas. (konrad)
