Senin, November 24, 2025
31.9 C
Jakarta

Harga Minyak Naik 1% Dipicu Sanksi Rusia dan Sinyal Pemilihan Ketua The Fed

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia menguat pada penutupan perdagangan Selasa (18/11/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (19/11/2025) WIB. Pergerakan berlangsung fluktuatif. Pasar merespons sanksi terbaru dari negara Barat terhadap minyak Rusia.

Sentimen juga datang dari pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyinggung proses wawancara calon Ketua Federal Reserve. Pernyataan tersebut ikut mendorong pelaku pasar bersikap hati-hati sepanjang sesi perdagangan.

Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent naik 69 sen atau 1,07% ke US$64,89 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 83 sen atau 1,39% menjadi US$60,74 per barel, di New York Mercantile Exchange.

WTI sempat melonjak lebih dari US$1 per barel pada sesi siang. Harga menyentuh level tertinggi hariannya di US$60,92. Kenaikan terjadi setelah Trump mengumumkan dimulainya proses wawancara calon pimpinan The Fed. Trump selama ini vokal mengkritik Ketua The Fed, Jerome Powell, yang mempertahankan suku bunga tinggi.

Analis Again Capital, John Kilduff, melihat pasar merespons positif sinyal tersebut. Ia mengatakan, “Saya pikir berita ini mendukung pasar karena jelas tipe orang seperti apa yang akan dibawa Trump untuk pekerjaan itu. Ini memberi dorongan bertipe risk-on ke pasar.”

Biaya pinjaman yang lebih rendah cenderung meningkatkan permintaan minyak. Dampaknya, harga minyak ikut terdorong.

Departemen Keuangan AS menyampaikan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil sejak Oktober mulai memangkas pendapatan minyak Rusia. Sanksi ini diperkirakan menekan ekspor dalam beberapa waktu ke depan.

Analis MUFG, Soojin Kim, menilai pasar menghadapi banyak variabel. Ia menjelaskan, “Pedagang menimbang dampak surplus global yang meningkat terhadap sanksi AS yang mengganggu aliran minyak mentah Rusia.”

Seorang pejabat senior Gedung Putih menyampaikan Trump siap menandatangani legislasi sanksi Rusia selama ia tetap memegang kendali atas penerapannya. Pada Minggu, Trump mengatakan Partai Republik sedang menyiapkan rancangan undang-undang yang menjatuhkan sanksi kepada negara mana pun yang berbisnis dengan Rusia. Trump juga menyebut Iran bisa masuk daftar tersebut.

Kilduff menilai rancangan itu membawa dampak besar. Ia menegaskan, “Legislasi sanksi Rusia yang mereka godok ini adalah tipe sanksi sekunder yang bisa membuat perbedaan nyata. Risiko kehilangan pasokan Rusia mendukung dan ini menarik perhatian pasar.”

Pasokan minyak dari Pelabuhan Novorossiysk di Rusia kembali beroperasi pada Minggu. Aktivitas sempat berhenti dua hari akibat serangan rudal dan drone Ukraina. Berdasarkan data industri, ekspor dari Novorossiysk dan terminal Konsorsium Pipa Kaspia—sekitar 2,2 juta barel per hari atau 2% pasokan global—sempat terhenti pada Jumat. Kondisi ini langsung mengerek harga minyak lebih dari 2%.

Goldman Sachs memperkirakan harga minyak cenderung melemah hingga 2026 karena masuknya pasokan baru yang membuat pasar surplus. Namun, Goldman menilai Brent bisa menembus US$70 per barel pada 2026 atau 2027 jika produksi Rusia turun lebih dalam.

Investor menunggu data stok minyak AS dari American Petroleum Institute yang dijadwalkan rilis pukul 16.30 waktu setempat.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Pernyataan Pejabat The Fed Angkat Harga Emas yang Sempat Tertekan

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada...

Harga Minyak Dunia Melemah, Investor Cemas Menunggu Detail Rencana Perdamaian Trump

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia melemah pada penutupan...

Ekspor Emas Kena Bea Keluar Mulai 2026, UNTR Mulai Cari Pembeli Baru di Dalam Negeri

STOCKWATCH.ID (LAMPUNG) - Pemerintah menyiapkan kebijakan baru untuk ekspor...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru