STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Memasuki tahun 2026, manajemen PT Nusantara Infrastructure (META) berkomitmen untuk tetap fokus pada konsolidasi dan pengembangan bisnis infrastruktur yang sudah ada, terutama jalan tol terintegrasi, pengembangan energi terbarukan (EBT), pengadaan air bersih dan jasa kepelabuhan. Hal itu dikemukakan Muhammad Ramdani Basri, Direktur Utama META dalam paparan publik tahunan di Jakarta, Rabu (03/12/2025).
META telah menandatangani proyek konsesi selama 45 tahun (Oktober 2023) untuk jalan bypass elevated di ring dalam (JORR-1) kota Jakarta. Dengan keberadaan di aset terbaik JORR-1 (JORR-W1/JLB), proyek baru ini akan menjadi pengubah permainan bagi grup perseroan di masa depan.
Risiko permintaan yang lebih rendah didukung oleh sistem pooling pendapatan tol yang terintegrasi. “Saat ini, pemegang konsesi sedang dalam proses tinjauan desain dan diharapkan dapat selesai (desain akhir) pada awal tahun 2026,” katanya.
Sebagai catatan, sebanyak 16 seksi jalan tol baru di Greater Jakarta diperkirakan akan beroperasi penuh dalam 10 tahun mendatang, sekitar 230 km. Ini akan terhubung langsung ke JORR-1 dan meningkatkan volume lalu lintas di JORR-1.
Progres terkini proyek JORR Elevated adalah jalan tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami sepanjang 21,6 km, 2×2 lajur, sepenuhnya elevated end-to-end. Konsesi proyek ini 45 tahun bertarif terintegrasi dengan jaringan JORR-1. Proyek ini menjadi solusi de-bottlenecking untuk mobilitas Jabodetabek.
META tetap optimistis terhadap prospek bisnisnya. Saat ini, META tengah mempersiapkan proyek jalan tol JORR-E Cikunir–Ulujami sepanjang 21,6 km dengan total investasi sebesar Rp21 triliun. “Proyek ini diharapkan meningkatkan konektivitas antar wilayah sekaligus mengurai kemacetan di wilayah tersebut,” katanya.
Ia menegaskan, aktivitas bisnis utama META difokuskan pada infrastruktur transportasi (jalan tol di bawah MUN) dan infrastruktur utilitas (penyediaan air bersih di bawah POTUM dan energi terbarukan di bawah EI).
Perseroan saat ini memiliki 17 unit operasional di bidang jalan tol (JTT terdiri dari JJC dan 12 jalan tol lainnya di ruas Trans Jawa. Perseroan memiliki dua unit operasional di bidang penyediaan air bersih, tiga unit operasional di bidang energi terbarukan, dan bisnis mobilitas, seperti sistem parkir pintar, iklan media luar ruang, dan bisnis berbasis teknologi.
Dari sisi kinerja keuangan, META mampu mencatat kinerja yang stabil hingga kuartal III 2025. Hasil ini mencerminkan kemampuan manajemen META dalam menjaga efisiensi operasional, mendorong inovasi dan mampu mengelola keuangan.
Secara konsolidasi, META membukukan pendapatan sebesar Rp216 miliar dengan EBITDA mencapai Rp58,8 miliar. Pencapaian turun tipis 2,7% jika dibanding periode yang sama tahun 2024. Sektor jalan tol melalui MUN tetap menjadi kontributor utama, mencatat pertumbuhan kinerja laba inti (core income) sebesar 71,7%. Ini didorong oleh peningkatan traffic dan kontribusi dari portofolio Transjawa (Investasi di PT Jasamarga Transjawa Tol/PT JTT).
Sektor air menunjukkan pertumbuhan positif dengan kenaikan volume penjualan sebesar 3,6% dibandingkan dengan tahun 2024. Peningkatan ini didukung oleh ekspansi area penjualan baru di PT SCTK Serang dan penyesuaian tarif 10% di PT DCC Medan sejak Maret 2025. Sementara itu, sektor energi mencatat penyesuaian volume sebesar -7,9% YoY. Ini dipengaruhi oleh curah hujan tinggi di Pontianak yang mengganggu distribusi feedstock.
Adapun arus kas bersih META naik sebesar Rp26,19 miliar yang terutama disebabkan oleh penerimaan dividen dari entitas asosiasi MUN sebesar Rp53,80 miliar. Total aset tumbuh 0,7% menjadi Rp4,64 triliun, sementara total liabilitas turun dari Rp574,81 miliar menjadi Rp523,88 miliar, dan ekuitas meningkat menjadi Rp4,12 triliun per 30 September 2025. Ini menunjukkan fundamental keuangan META yang kuat.
