STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik bergerak tanpa arah yang pasti pada perdagangan Jumat (5/12/2025) waktu setempat. Penutupan bursa hari itu diwarnai hasil yang beragam. Para investor merespons sesi perdagangan Wall Street yang cenderung lesu sebelumnya.
Mengutip CNBC International, indeks acuan Jepang, Nikkei 225, tergelincir cukup dalam. Indeks ini turun 1,05% dan ditutup pada level 50.491,87. Penurunan serupa terjadi pada indeks Topix yang melemah 1,05% ke posisi 3.362,56.
Tekanan di pasar Jepang datang dari pasar obligasi. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun melonjak ke angka 1,94%. Data LSEG menunjukkan angka ini merupakan level tertinggi sejak Juli 2007.
Kondisi berbeda terlihat di Korea Selatan. Indeks Kospi berhasil melaju kencang dengan kenaikan 1,78% ke level 4.100,05. Namun, indeks saham kapitalisasi kecil Kosdaq justru mundur 0,55% menjadi 924,74. Di Australia, indeks ASX/S&P 200 berhasil naik tipis 0,19% ke 8.634,6.
Pasar saham Tiongkok menunjukkan kinerja positif. Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 0,5%. Sementara itu, indeks CSI 300 di China daratan menguat 0,84% dan berakhir di angka 4.584,54.
Sorotan utama pasar hari ini tertuju pada debut saham Moore Threads. Produsen unit pemrosesan grafis yang berbasis di Beijing ini sering dijuluki sebagai “Nvidia-nya China”. Saham perusahaan tersebut meroket lebih dari 400% pada hari pertama perdagangan di Shanghai. Pencatatan saham ini bernilai US$ 1,1 miliar.
Investor juga terus memantau saham teknologi lainnya. Saham SoftBank sempat naik hampir 4% sebelum memangkas keuntungan dan ditutup naik 1,02%. Ini menandai kenaikan hari ketiga berturut-turut.
Pendiri SoftBank, Masayoshi Son, sempat berkomentar mengenai keputusan melepas seluruh saham Nvidia milik konglomerat tersebut di masa lalu.
“Saya menangis saat berpisah dengan saham-saham itu,” ujar Masayoshi Son pada hari Senin.
Sentimen positif juga datang dari India. Indeks Nifty 50 India naik 0,2%. Kenaikan ini terjadi setelah Bank Sentral India atau Reserve Bank of India (RBI) memangkas suku bunga kebijakannya. Pemangkasan sebesar 25 basis poin membuat suku bunga menjadi 5,25%. Langkah ini sesuai dengan prediksi para ekonom.
Gubernur RBI, Sanjay Malhotra, menjelaskan alasan di balik keputusan komite kebijakan moneter tersebut.
“Kelemahan pada beberapa indikator ekonomi utama menjadi alasan, meskipun inflasi utama telah mereda secara signifikan dan diperkirakan akan direvisi lebih rendah pada kuartal pertama tahun 2025,” kata Sanjay Malhotra.
Pergerakan pasar Asia ini mengekor bursa Amerika Serikat semalam. Tiga indeks utama Wall Street diperdagangkan bervariasi. S&P 500 dan Nasdaq Composite naik tipis. Para investor global kini sedang bersiap menghadapi keputusan suku bunga dari Federal Reserve pekan depan.
