STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank siap melantai di bursa saham. Harga penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) resmi ditetapkan. Perseroan mematok harga di level Rp 635 per lembar.
Angka ini berada di rentang tengah dari kisaran harga awal Rp 525 hingga Rp 695. Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, buka suara terkait penetapan harga ini. Ia menjelaskan alasan harga tidak dipatok di batas atas maupun bawah.
Penetapan harga ini murni berdasarkan mekanisme pasar. Mandiri Sekuritas bertindak sebagai salah satu penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi korporasi ini.
“Itu kan supply dan demand ya. Jadi memang demand-nya ada di situ, ya kita tetapkan seperti biasanya IPO aja,” ujar Oki saat ditemui di acara Media Gathering, Economic and Market Outlook 2026 di Jakarta.
Oki menegaskan posisi harga tersebut mencerminkan titik temu minat investor. Permintaan yang masuk selama masa penawaran awal atau bookbuilding menjadi acuan utama.
“Jadi ada demand-nya di kiri sama di kanan, itu akhirnya kita tetapkan di tengah. Sekitar di tengah. Itu berdasarkan apa namanya supply and demand aja,” tambahnya.
Tidak ada alasan khusus atau intervensi dalam penentuan angka Rp 635 tersebut. Semua berjalan sesuai dinamika permintaan yang masuk.
“Enggak ada, itu kan mekanisme pasar ya. Jadi waktu bookbuilding, pricing-nya diatur di situ, kan enggak mungkin kita pasang di paling bawah atau paling tengah kalau enggak ada demand-nya,” jelas Oki.
Minat investor terhadap bank digital ini terbukti sangat tinggi. Oki memastikan saham SUPA mengalami kelebihan permintaan pemesanan.
“Oversubscribe. Oh iya. Semuanya oversubscribe,” tegasnya. Ia menambahkan semabri tertawa “Mantap ya. Jangan lupa, beli Superbank.”
Superbank melepas sebanyak 4.406.612.300 lembar saham ke publik. Jumlah ini setara dengan 13% dari modal disetor perseroan setelah IPO.
Dengan harga pelaksanaan Rp 635 per saham, Superbank berhasil meraup dana segar jumbo. Total dana yang dihimpun dari masyarakat mencapai sekitar Rp 2,79 triliun.
Masa penawaran umum saham SUPA berlangsung pada 10-15 Desember 2025. Proses penjatahan dan distribusi saham secara elektronik dijadwalkan pada 15 dan 16 Desember 2025. Saham SUPA akan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 17 Desember 2025.
Selain Mandiri Sekuritas, terdapat tiga sekuritas lain yang menjadi penjamin pelaksana emisi efek. Mereka adalah PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), dan PT Sucor Sekuritas.
Dana hasil IPO ini memiliki rencana penggunaan yang jelas. Sebesar 70% dana akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka penyaluran kredit.
Sisanya sebesar 30% dialokasikan untuk belanja modal perseroan. Penggunaannya akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2026 hingga lima tahun ke depan.
Fokus utamanya adalah pengembangan produk pendanaan, pembiayaan, dan sistem pembayaran. Perseroan membidik solusi digital bagi nasabah ritel dan UMKM.
Dukungan teknologi informasi juga menjadi prioritas. Investasi akan mengalir ke infrastruktur, sistem operasional, AI & Data Analytics, serta peningkatan cybersecurity. Langkah ini demi membangun fondasi digital yang kuat, aman, dan efisien.
