Jumat, Desember 12, 2025
25.4 C
Jakarta

Wall Street Cetak Rekor Baru, Dow Melonjak 646 Poin Saat Investor Kabur dari Saham AI

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street kembali mencetak sejarah pada penutupan perdagangan Kamis (11/12/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (12/12/2025) WIB. Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 sukses menembus rekor tertinggi baru.

Kenaikan ini terjadi setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga. Namun, investor mulai mengalihkan dananya. Mereka keluar dari saham teknologi yang sudah terbang tinggi dan masuk ke saham-saham yang diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi AS.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York melonjak 646,26 poin atau 1,34%. Indeks yang berisi 30 saham unggulan ini ditutup pada level 48.704,01. Kenaikan Dow Jones turut didukung oleh melesatnya saham Visa. Saham ini naik usai mendapatkan peningkatan peringkat dari Bank of America.

Indeks S&P 500 (SPX) naik tipis 0,21% dan menetap di posisi 6.901,00. Angka ini juga menjadi rekor penutupan tertinggi. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, ustru melemah 0,25% menjadi 23.593,86.

Biang kerok pelemahan sektor teknologi kali ini adalah Oracle. Saham perusahaan komputasi awan ini anjlok nyaris 11%.

Penyebabnya adalah laporan pendapatan kuartalan yang mengecewakan. Selain itu, Oracle menaikkan perkiraan belanja mereka. Hal ini memicu kekhawatiran investor mengenai utang perusahaan.

Laporan Oracle semakin memanaskan perdebatan di pasar. Investor mulai bertanya-tanya seberapa cepat perusahaan teknologi bisa balik modal dari investasi kecerdasan buatan (AI) mereka. Alhasil, terjadi rotasi saham besar-besaran.

Saham-saham AI lainnya ikut terkena imbas. Nvidia dan Broadcom masing-masing turun lebih dari 1%. Sebaliknya, saham siklikal seperti Home Depot justru bergerak naik.

Steve Sosnick, Kepala Strategi di Interactive Brokers, memberikan pandangannya terkait fenomena ini. Menurutnya, kekhawatiran pasar terhadap Oracle dan sektor AI cukup beralasan.

“Pasar khawatir dengan Oracle dan, lebih jauh lagi, dengan perdagangan AI secara umum, karena ada komitmen triliunan dolar di luar sana, tetapi jelas ada kesulitan dalam mencari tahu bagaimana ini akan terjadi, dan Oracle, sampai batas tertentu, bertindak seperti burung kenari di tambang batu bara (tanda bahaya),” kata Sosnick.

Ia menilai langkah investor sudah tepat.

“Pasar berhak untuk beralih sedikit menjauh dari ini,” tambahnya.

Sentimen negatif pada saham teknologi sedikit mengerem laju pasar. Padahal, sehari sebelumnya S&P 500 nyaris pecah rekor usai The Fed memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini. Bank sentral menetapkan suku bunga pinjaman di kisaran 3,5%-3,75%.

Kabar baiknya, penurunan suku bunga menjadi angin segar bagi perusahaan kecil. Biaya pinjaman mereka sangat bergantung pada suku bunga pasar. Indeks Russell 2000 yang berisi saham berkapitalisasi kecil pun ikut mencetak rekor tertinggi harian dan penutupan pada hari Kamis.

Sosnick memprediksi adanya “Santa Claus rally” di akhir tahun. Hal ini bisa mendorong S&P 500 menembus level 7.000. Namun, ia tetap waspada terhadap risiko di masa depan.

“Pada akhirnya, saya harus sedikit khawatir, karena jika tenaga keluar dari perdagangan AI, ada banyak pekerjaan berat yang harus dilakukan oleh hal lain,” ujar Sosnick kepada CNBC.

Ia menutup dengan peringatan bagi para investor.

“Setelah tiga tahun pasar bullish yang besar, saya pikir, ada beberapa elemen risiko yang kurang dihargai,” pungkasnya.

- Advertisement -

Artikel Terkait

OJK: Kredit Tumbuh 7,36% Jadi Rp8.220,21 Triliun, DPK Naik 11,48% pada Oktober 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan kinerja intermediasi perbankan...

OJK, Ada 35 Rencana Penawaran Umum dengan Nilai Indikatif Rp32,29 Triliun dalam Pipeline

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sepanjang...

Didukung Sederet Faktor Ini, Likuiditas Transaksi di Pasar Saham Meningkat di Semester II-2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat likuiditas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru