Selasa, Desember 16, 2025
26.5 C
Jakarta

Bursa Saham Eropa Melemah, Saham Semikonduktor Bikin Indeks Merah

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa berakhir melemah pada perdagangan Jumat (12/12/2025) waktu setempat. Pasar di Benua Biru ini gagal mengikuti jejak Wall Street yang sempat mencetak rekor pada sesi sebelumnya.

Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang berisi saham-saham utama di Eropa tercatat turun 0,53% ke level 578,24. Koreksi ini diikuti oleh indeks-indeks utama negara lainnya. FTSE 100 Inggris merosot 0,56% menjadi 9.649,03. DAX Jerman jatuh 0,45% ke posisi 24.186,49.

Indeks FTSE MIB Italia mencatat penurunan 0,43% di level 43.513,95. Sementara itu, CAC 40 Prancis turun tipis 0,21% menjadi 8.068,62 dan IBEX 35 Spanyol melemah 0,17% ke 16.854,40.

Sentimen negatif datang dari sektor teknologi, khususnya semikonduktor. Saham perusahaan semikonduktor asal Belanda, ASMI, anjlok 4,9%. Nasib serupa dialami BESI, perusahaan peralatan semikonduktor, yang sahamnya tergerus 3,5%.

Penurunan ini terjadi seiring merosotnya saham teknologi di Amerika Serikat. Nama-nama besar seperti Oracle, Nvidia, dan CoreWeave berada di zona negatif.

Kabar geopolitik juga membayangi pergerakan pasar. Investor memantau ketegangan terbaru antara Ukraina dan Rusia. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, memperingatkan Eropa untuk bersiap menghadapi potensi perang.

“Rusia telah membawa perang kembali ke Eropa, dan kita harus bersiap menghadapi skala perang yang dialami kakek atau kakek buyut kita,” ujar Rutte.

Isu pertahanan menjadi sorotan setelah strategi keamanan nasional baru Gedung Putih membuat Eropa waspada. Mantan Direktur CIA, David Petraeus, menilai peringatan tersebut sebagai hal positif agar negara-negara Eropa memprioritaskan pertahanan mereka.

“Strategi itu, ‘sedikit menyerang orang Eropa tetapi, sejujurnya, beberapa orang Eropa memang perlu ditegur karena saya menyaksikan empat presiden berbeda mencoba mendesak orang Eropa untuk berbuat lebih banyak demi pertahanan mereka sendiri dan sekarang itu benar-benar terjadi,” kata Petraeus kepada Dan Murphy dari CNBC.

Di tengah penurunan pasar, saham ekuitas swasta Prancis, Wendel, justru melonjak 5%. Kenaikan ini dipicu laporan rencana pembagian 1,6 miliar euro atau sekitar US$1,88 miliar kepada investor pada 2030.

Sebaliknya, saham pendatang baru Magnum berakhir turun lebih dari 1%. Saham es krim yang baru saja memisahkan diri (spin-off) dari Unilever ini diperdagangkan sedikit di bawah harga referensinya.

Dari sisi makroekonomi, ekonomi Inggris secara tak terduga mengalami kontraksi dalam tiga bulan hingga Oktober. Padahal, para ekonom sebelumnya memperkirakan pertumbuhan 0%.

Nilai tukar mata uang juga menjadi perhatian. Euro mencapai titik tertingginya terhadap dolar sejak 3 Oktober di level US$1,1738. Hal ini terjadi seiring berlanjutnya depresiasi mata uang AS.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Investor Kabur dari Saham AI, Wall Street Tergelincir di Akhir Pekan

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Amerika Serikat atau...

Bursa Asia Kompak Menghijau di Akhir Pekan

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik ditutup...

Danantara Indonesia dan Jordan Investment Fund Resmi Berkongsi, Bidik Investasi Strategis di Sektor Ini

STOCKWATCH.ID (AMMAN) – Danantara Indonesia terus memperluas jangkauan investasi...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru